Cetak Tenaga Giling Rokok Terampil, Disperindag Kabupaten Malang Gelar Dua Tahap Pelatihan Sekaligus

MALANG (Lentera) - Untuk mencetak tenaga giling rokok yang terampil, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang menggelar dua tahap pelatihan sekaligus bagi calon pekerja industri hasil tembakau (IHT).
Kegiatan yang didanai melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun Anggaran (TA) 2025, ini berlangsung di wilayah Karangploso dan diikuti puluhan peserta dari masyarakat sekitar pabrik rokok.
"Ini pelatihan yang kami gelar dua sesi sekaligus. Pesertanya merupakan calon karyawan dari PT Karya Bina Sentosa, Karangploso. Jadi hari ini pelatihannya tahap 14 dan 15," ujar Kepala Disperindag Kabupaten Malang, Nor Fuad Fauzi,at ditemui di lokasi pelatihan, Senin (13/10/2025).
Fuad menambahkan, pelatihan tenaga giling rokok ini masih akan terus berjalan hingga awal Desember mendatang. Total terdapat 25 kali pelatihan yang dijadwalkan selama tahun 2025, dengan jumlah peserta sekitar 50 orang per tahap.
"Setiap pelatihan kami batasi maksimal 50 orang agar lebih efektif. Kalau terlalu banyak, khawatirnya nanti tidak fokus. Tapi kalau dari industri masih ada kekurangan, mereka bisa mengajukan lagi. Ada beberapa industri yang sudah dua kali mengadakan pelatihan, tergantung kebutuhan mereka," terangnya.
Lebih lanjut, Fuad menjelaskan, dalam menentukan peserta, Disperindag Kabupaten Malang mempertimbangkan dua hal utama, yakni minat calon peserta serta kebutuhan dari industri tembakau. Masyarakat yang berminat dan berdomisili di sekitar pabrik menjadi prioritas dalam seleksi.
Ditambahkannya, sebagian besar peserta sebelumnya telah mengikuti program magang di pabrik rokok. Setelah itu, mereka diberikan pelatihan teknis agar lebih siap memasuki dunia kerja. Langkah ini sekaligus menjadi solusi untuk mengatasi kekurangan tenaga penggiling rokok di Kabupaten Malang.
"Rata-rata industri hasil tembakau di Kabupaten Malang masih kekurangan tenaga giling. Saat ini kebutuhannya mencapai sekitar 6.000 orang, sementara yang tersedia baru sekitar 1.000 tenaga penggiling," ungkapnya.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, sejumlah industri di Kabupaten Malang bahkan mengirimkan surat resmi kepada Disperindag guna meminta pelatihan bagi tenaga magangnya. Program ini diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas industri hasil tembakau di wilayah setempat.
Salah satu peserta pelatihan, Salsa, warga Manggisari, Karangploso, mengaku mendapat informasi kegiatan tersebut dari saudaranya yang bekerja di pabrik rokok. Salsa menganggap pelatihan ini sebagai peluang untuk menambah keterampilan sekaligus membuka jalan menuju dunia kerja.
"Saya dapat info dari saudara yang kerja di pabrik. Harapan saya setelah ikut pelatihan ini bisa punya skill baru dan bisa bekerja di industri hasil tembakau. Pelatihannya sampai hari Jumat nanti," ujarnya.
Sementara itu, Staf HRD PT Karya Bina Sentosa, Achmad Fauzi, menjelaskan pelatihan kali ini berfokus pada praktik pembuatan rokok sigaret kretek tangan (SKT) sesuai standar industri. Materi diberikan agar peserta memahami teknik yang tepat dalam menggiling rokok untuk mencapai target produksi.
"Materi yang diajarkan hari ini adalah teknik cara menggiling rokok SKT yang bagus supaya bisa menyesuaikan target produksi. Skill yang harus dimiliki terutama kesabaran dan ketelatenan," jelas Fauzi.
Ia menyebutkan, total peserta pelatihan tahap 14 dan 15 berjumlah 100 orang dengan rentang usia antara 20 hingga 30 tahun, seluruhnya merupakan warga sekitar pabrik di wilayah Karangploso. (Kominfo Kabupaten Malang/ADV)
Reporter: Santi Wahyu/Co-Editor: Nei-Arifin BH