17 October 2025

Get In Touch

Persoalan Pasar Blimbing Tak Kunjung Selesai, Pedagang Taruh Harapan Besar pada Pemkot Malang

Pasar Blimbing, Kota Malang, Selasa (14/10/2025) (Santi/Lentera)
Pasar Blimbing, Kota Malang, Selasa (14/10/2025) (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) -Di tengah ketidakpastian penyelesaian persoalan Pasar Blimbing yang tak kunjung tuntas, para pedagang masih memilih untuk menaruh harapan besar kepada janji Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.

Meski sempat mengekspresikan kekecewaan melalui spanduk yang terpasang di depan pasar, mereka menegaskan tidak menuntut apapun selain kejelasan atas janji penyelesaian yang pernah diutarakan Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat.

"Spanduk itu hanya bentuk pengingat saja. Karena sebelumnya kami sudah berkirim surat tiga kali. Di spanduk itu juga tertulis 'sudah berkirim surat tiga kali dan belum ditanggapi'. Entah memang belum direspon atau masih menunggu agenda, saya tidak tahu," ujar Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Blimbing, Ahmad Ali, ditemui di lokasi pasar, Selasa (14/10/2025).

Ali menuturkan, janji penyelesaian masalah Pasar Blimbing sudah disampaikan oleh Wahyu Hidayat sejak menjabat sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Malang lebih dari satu tahun lalu. Namun, hingga kini realisasi dari janji tersebut belum terlihat jelas.

"Kami tidak beraksi apa-apa, hanya mengingatkan lewat teman-teman media. Alhamdulillah, setelah spanduk itu terpasang, akhirnya ada respon dari Pak Wali Kota," tambahnya.

Setelah adanya respon dari Pemkot, Ali mengatakan spanduk tersebut diturunkan pada Senin (13/10/2025) kemarin. Ia juga menegaskan, pedagang tidak memiliki tuntutan khusus. Melainkan hanya ingin mendapatkan kepastian terkait arah penyelesaian persoalan pasar yang sudah berlangsung lama.

"Tidak ada tuntutan. Kami hanya ingin kejelasan saja. Retribusi pun tetap kami bayar karena itu sudah kewajiban kami. Kami juga sudah diberi penjelasan terkait mekanismenya penyesuaiannya," katanya.

Lebih lanjut, Ali menegaskan pihaknya masih menaruh kepercayaan kepada Pemkot Malang untuk menuntaskan persoalan tersebut. Meski Wali Kota sempat menyatakan penyelesaian akan dilakukan secara bertahap, ia berharap langkah konkret segera terlihat agar pedagang tidak terus berada dalam ketidakpastian.

"Bertahapnya seperti apa, saya belum tahu. Bisa satu bulan, dua bulan, bahkan empat tahun, kami juga tidak tahu. Karena memang persoalan pasar ini kompleks. Tapi kami tetap percaya dengan pemerintah daerah," ujarnya.

Menurutnya, sejak awal para pedagang tidak pernah menolak rencana pembangunan pasar. Justru, mereka berharap pembangunan segera direalisasikan agar aktivitas perdagangan berjalan lebih nyaman dan tertata.

Ali juga menepis isu bahwa para pedagang akan menolak membayar retribusi jika pembangunan pasar tidak segera dilakukan. "Tidak ada sama sekali rencana menolak retribusi. Kami tetap komitmen membayar. Sejak dulu, pedagang manut saja," tegasnya.

Sementara itu, pedagang buah Pasar Blimbing, Joko Susilo, yang sudah berjualan sejak tahun 1994, mengaku kondisi bangunan pasar saat ini sangat memprihatinkan. Ia menyebut, sejak pertama kali berjualan hingga kini, belum pernah ada renovasi besar di pasar tersebut.

Joko menuturkan, para pedagang hanya menginginkan agar pemerintah memutuskan kerja sama dengan pihak ketiga, PT KIS, yang hingga kini dianggap menjadi salah satu faktor penghambat pembangunan. Ia berharap Pemkot dapat mengambil alih proyek tersebut melalui pendanaan dari APBD.

"Kalau memang sudah tidak bisa jalan dengan investor, ya dibangun pakai APBD saja. Kalau pakai APBD, otomatis tidak ada pihak ketiga," ujarnya.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.