22 October 2025

Get In Touch

Wacana Bus Sekolah Dukung Operasional Transjatim, Disdikbud Kota Malang: Siswa Masih Sangat Membutuhkan

Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, ditemui di Balai Kota Malang, Selasa (21/10/2025). (Santi/Lentera)
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, ditemui di Balai Kota Malang, Selasa (21/10/2025). (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang menegaskan bus dan elf sekolah masih sangat dibutuhkan sebagai moda angkutan gratis bagi siswa.

Pernyataan ini disampaikan Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, menanggapi wacana penggunaan bus sekolah untuk mendukung operasional Transjatim. Yang dijadwalkan segera mengaspal di Kota Malang akhir November 2025 mendatang.

"Bagi kami di Disdikbud, sementara ini moda angkutan gratis untuk siswa itu masih dibutuhkan. Yang selama ini berjalan armadanya adalah bus dan elf sekolah," ujar Suwarjana dikonfirmasi pada Selasa (21/10/2025).

Dijelaskannya, bus dan elf sekolah selama ini telah beroperasi dengan jadwal dan rute yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Setiap pagi, armada mulai bergerak sejak pukul 05.15 WIB, menjemput siswa dari wilayah pinggiran menuju sekolah di pusat kota.

"Sifatnya dari pinggiran ke kota supaya semua anak bisa terangkut," paparnya.

Menanggapi wacana konversi armada, Suwarjana menuturkan pihaknya belum mengetahui secara pasti apakah bus sekolah akan dijadikan feeder atau langsung menjadi armada utama Transjatim. Namun, ia menegaskan layanan tersebut sangat vital bagi para pelajar.

Selain itu, menurutnya para pengemudi juga memiliki tanggung jawab penuh terhadap ketepatan waktu siswa. Bila terjadi kemacetan atau kendala yang menyebabkan keterlambatan, para sopir akan langsung berkoordinasi dengan pihak sekolah.

"Kalau misal ada macet atau kendala yang membuat siswa terlambat, driver akan turun untuk mengizinkan ke pihak sekolah. Otomatis driver bertanggung jawab melapor ke pihak sekolah," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, menegaskan wacana penggunaan bus sekolah sebagai armada pendukung Transjatim masih berada pada tahap kajian awal. Menurutnya, keputusan akhir belum ditetapkan karena masih perlu dibahas dengan berbagai pihak.

"Jadi ini masih kajian awal dan perlu kami komunikasikan dengan banyak pihak," ujar Widjaja.

Untuk diketahui, layanan Transjatim akan segera beroperasi di Kota Malang pada akhir November 2025. Pada tahap awal, hanya satu koridor yang akan dibuka, yakni koridor tengah yang melewati kawasan pusat kota.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menjelaskan untuk koridor pertama tersebut disiapkan 14 unit bus Transjatim yang akan beroperasi, ditambah satu armada cadangan. "Untuk feeder nanti ada anggaran, tapi ini masih dihitung. Di awal mungkin pakai BTT kalau mencukupi waktunya, lalu tahun depan kami anggarkan penuh," jelas Wahyu.

Setiap armada Transjatim akan berkapasitas 30 penumpang, terdiri atas 20 tempat duduk dan 10 berdiri. Harga tiket diperkirakan Rp5.000 untuk masyarakat umum dan Rp2.500 untuk pelajar maupun santri.

Adapun rute Transjatim dimulai dari Terminal Hamid Rusdi menuju Terminal Landungsari dan berakhir di Terminal Kota Batu.

Rute tersebut melintasi sejumlah ruas jalan utama seperti Jalan Mayjend Sungkono, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Ijen, Jalan Veteran, hingga Jalan Raya Sumbersari, sebelum melanjutkan perjalanan menuju Kota Batu melalui Jalan Raya Sengkaling dan Oro-Oro Ombo.

Reporter: Santi Wahyu/Co-Editor: Nei-Dya

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.