24 October 2025

Get In Touch

Cegah Kasus Stunting Baru, Dinkes Surabaya Berikan Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri

Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina. (Amanah/Lentera)
Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina. (Amanah/Lentera)

SURABAYA (Lentera) -Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggencarkan program pencegahan stunting secara terpadu. Berdasarkan data terbaru Dinas Kesehatan (Dinkes), saat ini terdapat 308 balita stunting di Kota Pahlawan. 

Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina, mengatakan, Pemkot tidak hanya berfokus pada penanganan balita yang sudah mengalami stunting, namun juga pada upaya mencegah munculnya kasus baru sejak dini, bahkan sejak remaja putri dan masa kehamilan.

“Upaya yang kita lakukan bersama adalah pencegahan, agar balita yang tidak stunting tidak menjadi stunting, dan balita yang lahir tidak berpotensi stunting,” kata Nanik ketika ditemui Lentera, Rabu (22/10/2025).

Nanik menjelaskan, langkah pencegahan dilakukan melalui kolaborasi lintas sektor, tidak hanya oleh Dinas Kesehatan tetapi juga melibatkan sekolah, Dinas Pendidikan (Dispendik), serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk (DP3A-PPKB).

Salah satu langkah konkret yang dijalankan adalah pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri yang sudah mengalami menstruasi, terutama di tingkat SD kelas 6, SMP, dan SMA. 

Tablet tersebut didistribusikan oleh puskesmas, sementara pengawasannya dilakukan oleh pihak sekolah dan guru dengan dukungan Dinas Pendidikan.

“Tablet tambah darahnya kita drop dari puskesmas, kemudian yang memantau mereka minum dari teman-teman Dinas Pendidikan dan guru,” jelas Nanik.

Nanik menambahkan, program ini bertujuan menekan risiko anemia pada remaja putri, karena anemia berpotensi menyebabkan bayi lahir stunting di kemudian hari.

“Kalau anemia kan nantinya berpotensi melahirkan bayi stunting. Jadi pencegahan sejak remaja itu penting sekali,” tambahnya.

Selain itu, bagi ibu hamil, pemantauan dilakukan secara intensif oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan petugas dari DP3A-PPKB, guna memastikan kondisi kesehatan ibu dan janin tetap optimal.

“Mulai dari ibu hamil kita berikan tablet tambah darah agar tidak berpotensi melahirkan bayi stunting,” tuturnya.

Dinkes Surabaya optimistis, dengan strategi pencegahan yang menyeluruh dan kolaboratif ini, jumlah kasus stunting dapat terus ditekan hingga Surabaya benar-benar bebas dari kasus stunting.

Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.