BATU (Lentera) - Gelaran Pameran Kaligrafi nasional mewarnai rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24 Kota Batu. Wali Kota Batu, Nurochman, menyebut pameran bertajuk "The Power of Quran" ini menjadi simbol keseimbangan antara nilai spiritual dan seni, yang tumbuh di tengah perkembangan Kota Batu sebagai kota wisata berbudaya.
Ketua Pelaksana Pameran Kaligrafi, Abdul Rokhim, menyampaikan kegiatan ini merupakan sejarah baru bagi Kota Batu. Karena belum pernah sebelumnya ada pameran seni rupa kaligrafi berskala nasional yang diadakan di kota wisata tersebut.
"Alhamdulillah, support luar biasa dari Pemkot Batu. Akhirnya dengan berbangga hati, kami dapat mengundang perupa yang telah malang melintang di dunia kaligrafi. Terkhusus sastrawan kita, Bapak Zawawi Imron," ujar Rokhim, Rabu (22/10/2025).
Ditambahkannya, pameran kali ini diikuti oleh 15 orang perupa, terdiri atas 10 seniman asal Kota Batu dan 5 seniman tamu dari luar daerah. Beberapa di antaranya adalah sastrawan nasional Zawawi Imron, kaligrafer Indonesia Saiful Adnan, serta pendiri sekolah kaligrafi asal Jombang, Ustad Athoillah. Turut berpartisipasi pula tokoh kaligrafi Malang Raya, Bambang Priyadi.
"Pameran ini juga menjadi sarana reuni bagi para kaligrafer. Kami berharap, momentum kali ini tidak hanya berhenti di sini saja, tetapi bisa berlanjut dan menjadi lebih besar di tahun-tahun mendatang," tambahnya.
Sementara itu, Wali Kota Batu, Nurochman, yang hadir membuka kegiatan tersebut, mengapresiasi inisiatif para seniman dalam menyelenggarakan pameran yang membawa pesan spiritual mendalam. Ia menyebut kegiatan ini menjadi wujud keseimbangan antara perkembangan kota wisata dengan nilai-nilai religius masyarakatnya.
"Kalau ini yang pertama di Kota Batu, maka ini adalah sebuah keseimbangan dari sebuah kota wisata yang tumbuh pesat. Semangat para perupa ini bukan karena Nurochman, tetapi karena kesadaran spiritualitas yang lahir melalui aksara ilahi, The Power of Quran," ujar Nurochman.
Ia melanjutkan, harmonisasi yang terbangun dalam kegiatan ini mencerminkan semangat kebersamaan antara seluruh elemen masyarakat di Kota Batu.
Wali Kota Batu yang akrab dengan sapaan Cak Nur, ini juga menyampaikan harapan agar ke depan Kota Batu dapat dikenal sebagai pusat seni kaligrafi nasional. "Kita ingin Kota Batu menjadi gudangnya kaligrafi dan semoga bisa menjadi tuan rumah MTQ. Di situlah kami ingin menuangkan spiritualitas melalui kaligrafi," ungkapnya.
Terpisah, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Pondok Pesantren Kota Batu, Imron Fathoni, menjelaskan ide awal penyelenggaraan pameran ini berangkat dari keinginan para seniman pondok seni di Kota Batu untuk menghadirkan suasana baru di tengah momentum Hari Santri Nasional, 22 Oktober 2025.
"Kami ingin membumikan Al-Qur’an di Kota Batu, sebagai kota yang selama ini dikenal dengan wisata alamnya," katanya.
Di sisi lain, salah satu pengunjung pameran, Mustofa Al Kamali, mengaku terkesan dengan karya-karya kaligrafi yang dipamerkan. Pria asal Pujon, Kabupaten Malang, itu mengatakan datang ke lokasi pameran setelah menghadiri acara Hari Santri di Balai Kota Among Tani.
"Lukisannya indah sekali, apalagi ini ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist. Saya sangat takjub," ujarnya. Ia berharap kegiatan serupa dapat terus digelar dan dikembangkan. "Semoga ke depan bisa diadakan di tempat yang lebih besar, agar semakin banyak masyarakat yang bisa menyaksikan dan memuliakan kalam Allah melalui seni," harapnya. (Kominfo ADV)
Reporter: Santi Wahyu/Co-Editor: Nei-Dya




