27 October 2025

Get In Touch

Kembangkan Proklim, DLH Kota Malang Gandeng Forum CSR Perusahaan hingga Perguruan Tinggi

Kabid Tata Lingkungan DLH Kota Malang, Tri Santoso, ditemui di Kantor DLH Kota Malang, Jumat (24/10/2025). (Santi/Lentera)
Kabid Tata Lingkungan DLH Kota Malang, Tri Santoso, ditemui di Kantor DLH Kota Malang, Jumat (24/10/2025). (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang menggandeng Forum Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan hingga perguruan tinggi, untuk membantu pengembangan Program Kampung Iklim (Proklim) di wilayah Kota Malang agar terus naik kelas hingga ke tingkatan Lestari.

Kepala Bidang (Kabid) Tata Lingkungan DLH Kota Malang, Tri Santoso, menjelaskan Proklim merupakan bentuk nyata keterlibatan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa jenjang penghargaan, yakni Pratama, Utama, dan Lestari sebagai tingkatan tertinggi.

"Untuk kelas Utama, itu sekarang sedang memproses 5 kampung Proklim, sekarang masih di dalam tahap penilaian. Kemarin sudah ada verifikasi langsung dari kementerian dan provinsi," ujar Trisan, ditemui di Kantor DLH Kota Malang, Jumat (24/10/2025).

Disebutkannya, kelima kampung tersebut berada di RW 02 Arjosari, RW 02 dan 09 Arjowinangun, RW 03 Kotalama, serta RW 13 Madyopuro.

Sementara itu, sambung Trisan, RW 05 Arjowinangun menjadi satu-satunya wilayah yang saat ini tengah dipersiapkan menuju kelas Lestari. Menurutnya, untuk mencapai tingkat Lestari, kampung Proklim harus memenuhi berbagai kriteria ketat.

Salah satunya, wajib memiliki sedikitnya sepuluh wilayah binaan sebagai bentuk replikasi dan pembinaan antar wilayah.

"Kalau sudah dua kali meraih Utama, baru bisa naik untuk proses ke Lestari. Dari sekitar 25–30 kampung atau RW Proklim yang ada di Kota Malang, hanya satu yang kami ajukan proses ke tingkat Lestari 2026," jelasnya.

Dalam prosesnya, DLH Kota Malang memberikan pendampingan penuh, mulai dari tahap administrasi hingga pelaporan kegiatan masyarakat. Seluruh proses penilaian dilakukan secara daring, sehingga pendampingan mencakup pengisian form online, dokumentasi kegiatan, hingga pembenahan laporan digital.

"Kami mendampingi tim di lapangan, termasuk membantu pengisian form online, pendokumentasian kegiatan, hingga memberikan arahan jika ada hal yang kurang tepat," katanya.

Selain melalui pendampingan teknis, DLH juga menggalang dukungan dari pihak swasta dan akademisi untuk memperkuat keberlanjutan Proklim. Melalui Forum CSR, Trisan menyebut, DLH mempertemukan perusahaan, perguruan tinggi, dan pengelola kampung Proklim dalam satu wadah komunikasi dan pemetaan kebutuhan.

"Dari situ kami mendata kebutuhan kampung Proklim agar mereka tahu profil dan apa saja yang dibutuhkan," ujarnya.

Menurutnya, hasil dari forum tersebut mulai terlihat, salah satu hotel di Kota Malang telah meninjau langsung lokasi kampung Proklim dan berkomitmen menyalurkan bantuan CSR.

Perguruan tinggi pun turut memberikan dukungan, melalui program pendampingan masyarakat serta alokasi dana hibah dalam bentuk kegiatan.

"Jadi masyarakat sendiri yang menyampaikan kebutuhannya kepada pihak perusahaan atau kampus," tambahnya.

Trisan menegaskan, bantuan CSR yang diberikan bukan berupa uang tunai. Melainkan dalam bentuk program nyata sesuai kebutuhan masyarakat. Misalnya pengadaan sarana urban farming, peralatan pengelolaan sampah, kegiatan penghijauan, hingga peningkatan kapasitas warga dalam pengelolaan lingkungan. (ADV)


Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.