12 November 2025

Get In Touch

Megawati Serukan Semangat Kemanusiaan dan Kemerdekaan di Peringatan 70 Tahun KAA

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri

BLITAR (Lentera) – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menghadiri peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Museum Bung Karno, Kompleks Makam Bung Karno, Kota Blitar, Sabtu (01/11/2025).

Turut hadir anggota DPR RI Puti Guntur Soekarno dan Romy Soekarno, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, fungsionaris partai dari berbagai tingkatan, Connie Rahakundini Bakrie, para akademisi, rektor sejumlah perguruan tinggi, Bupati dan Wakil Bupati Blitar, serta perwakilan negara sahabat.

Dalam pidato kuncinya, Megawati mengenang Bung Karno sebagai presiden pertama Indonesia sekaligus ayah dan pahlawan bangsa dengan gagasan yang melampaui zaman.

“Bung Karno adalah benar-benar pejuang, meskipun telah tiada. Ia hidup melalui pemikiran dan pengorbanannya,” ujar Megawati.

Presiden ke-5 RI tersebut juga menuturkan perjalanan pendidikan Bung Karno di Blitar yang membentuk karakter dan semangat nasionalismenya. Ia mengingatkan bahwa ibu Bung Karno berasal dari Bali, yang turut membentuk pandangan hidupnya yang berakar pada nilai kemanusiaan.

Mengutip ajaran “Twat Twam Asi” dari filsafat Hindu, yang berarti “Kau adalah aku, dan aku adalah kau”, Megawati mengaitkannya dengan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

“Nilai itu menggambarkan makna sejati perikemanusiaan. Bung Karno selalu menanamkan bahwa perjuangan bangsa harus berpihak pada kemanusiaan universal,” tegasnya.

Megawati juga menyinggung kemerdekaan Palestina, sejalan dengan cita-cita Bung Karno agar bangsa-bangsa Asia-Afrika berdaulat dan bebas dari penjajahan.

“Indonesia sejak awal konsisten mendukung kemerdekaan Palestina, sebagaimana pesan Bung Karno: tidak akan berhenti sebelum dunia benar-benar bebas dari penindasan,” ujarnya.

Selain itu, Megawati menekankan pentingnya bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional sebagai bentuk kebanggaan dan jati diri bangsa.

“Saya bisa berbahasa Inggris, tapi saya ingin bahasa Indonesia juga diakui dunia. Bahasa kita adalah cermin kepribadian bangsa,” pungkasnya.

Reporter: Pradhita|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.