SURABAYA (Lentera)— Polemik candaan internal admin media sosial yang terekam saat siaran langsung di akun Instagram Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, tengah menjadi sorotan publik.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Muhammad Saifuddin mengatakan insiden itu murni merupakan keteledoran admin media sosial, bukan kesalahan Wali Kota maupun staf protokol lainnya.
Politisi yang akrab disapa Bang Udin ini mengatakan, kekuatan dan pengaruh media sosial saat ini sangat besar. Kesalahan kecil sekalipun dapat dengan cepat menjadi konsumsi publik.
Untuk itu, ia menilai perlunya disiplin dan kehati-hatian ekstra dari para pengelola media sosial pemerintah agar kejadian serupa tidak terulang.
“Ini murni bukan kesalahannya Mas Eri atau Mas Wali Kota, ini keteledoran admin media sosial. Ke depan, admin harus benar-benar hati-hati. Media sosial itu sakti sekali sekarang,” kata Bang Udin ketika ditemui Lentera, Senin (3/11/2025).
Politisi dari Partai Demokrat ini menambahkan, Wali Kota tidak selalu memegang kendali penuh terhadap akun media sosialnya karena dalam keseharian, pengelolaan konten dilakukan oleh staf.
“Nyawa media sosial ada di admin, bukan di pemimpinnya,” tambahnya.
Terkait kinerja Wali Kota Eri Cahyadi, Bang Udin menilai hingga saat ini masih berada dalam kategori baik. Namun, ia menekankan pentingnya evaluasi berkala agar pemerintahan tidak stagnan.
“Selama ini saya melihat kinerjanya masih real-real saja, lumayan bagus. Tapi tetap ke depan harus diperbaiki dan dievaluasi. Pemimpin tidak boleh cepat puas,” ungkapnya.
Bang Udin berharap, insiden yang sudah diklarifikasi tersebut menjadi pelajaran bagi seluruh pengelola media sosial di lingkungan Pemkot Surabaya, untuk menjaga profesionalisme dan kredibilitas informasi yang disampaikan kepada publik.
"Saya imbau kepada teman-teman yang di admin media sosial untuk lebih berhati-hati. Karena pemimpinnya itu kan tidak selalu tiap hari memegang handphone," pesannya.
Seperti diberitakan sebelumnya, admin media sosial akun Instagram Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjadi sorotan publik setelah candaan internalnya terekam saat siaran langsung dan kemudian viral di media sosial.
Candaan tersebut dinilai tidak pantas karena menyinggung proses pembuatan konten terkait kegiatan lapangan Wali Kota. Dilansir dari akun @viralforjustice_, insiden itu terjadi ketika admin sedang melakukan siaran langsung kegiatan peninjauan lapangan yang dilakukan Eri Cahyadi. Saat live dijeda, mikrofon ternyata masih dalam kondisi aktif sehingga percakapan admin dengan rekannya ikut terekam.
Dalam rekaman yang beredar, admin tersebut terdengar mengatakan bahwa video kegiatan lapangan Wali Kota bisa disimpan dan digunakan kembali jika terjadi hujan.
“Lek kaya gitu Mat, ini kan videone bagus. Kita simpen dulu ae. Nek bek-bek besok hujan bisa dipakai, epok-epok keliling (Kalau seperti ini, Mat, videonya kan bagus. Kita simpan saja dulu kalau saja nanti hujan bisa dipakai jadi seolah-olah bapak turun),” kata perempuan dalam rekaman tersebut seperti dikutip Lentera, Sabtu (1/11/2025).
Ungkapan ini kemudian memicu kritik dari warganet karena dianggap dapat menimbulkan persepsi seolah-olah kegiatan lapangan wali kota direkayasa demi kebutuhan konten.
Tidak berselang lama setelah video itu tersebar, admin yang bersangkutan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka melalui akun pribadinya @heningdzikrillah.
Dalam video tersebut, ia mengaku candaan itu merupakan percakapan pribadi dengan temannya, namun tetap menyadari bahwa ucapannya melanggar standar kerja yang selama ini dipegang oleh Wali Kota Surabaya.
"Dengan penuh penyesalan, saya ingin menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada seluruh masyarakat, kepada semua pihak yang merasa terganggu, dan terutama kepada Bapak Walikota yang selama ini telah memberikan kepercayaan kepada saya," ucapnya.
"Itu murni kesalahan pribadi saya yang meskipun konteksnya bercanda dengan teman di mobil, tetapi tetap menyalahi aturan standar kerja yang selama ini menjadi prinsip dasar Bapak Walikota. Tidak ada alasan yang bisa membenarkan kesalahan ini, walaupun konteksnya hanya bercanda pribadi dengan teman," tambahnya.
Dalam pernyataan itu, ia juga menyampaikan penyesalan mendalam dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari tim media sosial Wali Kota Surabaya sebagai bentuk tanggung jawab moral. Ia berharap kejadian ini dapat menjadi pelajaran agar lebih berhati-hati dan menghargai kepercayaan publik.
"Sekali lagi, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dari hati terdalam. Saya menyesal sedalam-dalamnya, dan sebagai bentuk tanggung jawab moral, saya menyampaikan pengunduran diri saya dengan penuh kesadaran dan penyesalan," tutupnya.
Reporter: Amanah/Editor: Ais





