MALANG (Lentera) - Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Malang pada 1–2 November 2025, memicu delapan kejadian bencana hidrometeorologi di sejumlah kecamatan.
Laporan resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mencatat, bencana tersebut mengakibatkan dua orang luka, dua orang masih dalam pencarian, dan 102 rumah warga mengalami kerusakan dengan tingkat yang bervariasi.
"Dari data kami, delapan kejadian itu terdiri atas tiga tanah longsor, satu banjir, satu cuaca ekstrem, dan tiga peristiwa pohon tumbang. Peristiwa tersebut tersebar di tujuh kecamatan, yakni Ngantang, Dau, Pagak, Kepanjen, Gondanglegi, Dampit, Ampelgading," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, Senin (3/11/2025).
Sadono merinci, peristiwa tanah longsor terjadi di tiga titik berbeda. Di Kecamatan Ngantang, tepatnya di Desa Sidodadi, material longsor sempat menutup akses jalan utama. Kejadian serupa juga terjadi di Kecamatan Dampit, Desa Sumbersuko, di mana satu rumah warga mengalami kerusakan ringan.
Sementara itu, di Kecamatan Ampelgading, tanah longsor melanda Desa Tamanasri dan Desa Argoyuwono. Di Desa Tamanasri, satu rumah dan satu fasilitas umum dilaporkan rusak, sedangkan di Desa Argoyuwono satu rumah warga turut terdampak.
Sedangkan untuk peristiwa banjir, Sadono menyampaikan, kejadian melanda Kecamatan Ampelgading, tepatnya di Desa Lebakharjo. Banjir yang terjadi pada Sabtu (1/11/2025) sekitar pukul 21.30 WIB itu menyebabkan 38 rumah warga tergenang. Dalam kejadian tersebut, dua orang dilaporkan hilang dan hingga kini masih dalam pencarian.
"Saat itu satu keluarga yang mengendarai sepeda motor terjebak banjir di perjalanan dari Tegalrejo menuju Lebaksari. Air yang semakin deras menyebabkan istri dan anak terlepas dari pegangan sang suami dan hanyut terbawa arus, sementara suami berhasil menyelamatkan diri ke tepi jalan," jelas Sadono.
Menurutnya sampai saat ini, tim gabungan dari BPBD dan BKO Basarnas Malang Raya masih melakukan pencarian terhadap dua korban bernama Rika Yulia dan Aldafistul Rifka Salima di aliran Sungai Glidik.
Selain banjir dan longsor, cuaca ekstrem disertai hujan deras dan angin kencang juga terjadi di Kecamatan Dau, tepatnya di Desa Sumbersekar. Akibat peristiwa itu, dua warga mengalami luka, masing-masing atas nama Sunarti (47) dan Ahmad (51).
"BPBD mencatat sebanyak 7 rumah rusak berat dan 71 rumah rusak ringan di Dusun Krajan. Di Dusun Semanding terdapat 28 rumah rusak sedang dan 24 rumah rusak ringan. Selain itu, poskamling, balai RT, dan masjid di wilayah tersebut juga dilaporkan mengalami kerusakan ringan," ujar Sadono.
Tiga kejadian pohon tumbang turut dilaporkan di Kecamatan Kepanjen (Desa Talangagung), Gondanglegi (Desa Sukorejo), dan Pagak (Desa Sumberrejo). Ketiganya sempat menutup akses jalan sebelum dibersihkan oleh tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan.
"Dalam operasi penanganan, unsur yang terlibat meliputi BPBD Kabupaten Malang, TNI, Polri, Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Malang, Muspika, PMI, Tagana, RAPI, hingga relawan lokal," paparnya.
Sadono mengimbau, masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, mengingat intensitas hujan di wilayah Kabupaten Malang cenderung meningkat di awal November ini.
"Kami berharap laporan masyarakat segera disampaikan ke posko BPBD agar bisa segera ditindaklanjuti," pungkasnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais





