Pembangunan Drainase Suhat Dikebut, Wali Kota Malang Klaim Mampu Tekan Potensi Banjir hingga 35 Persen
MALANG (Lentera) - Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, memastikan pembangunan proyek drainase di kawasan Jalan Soekarno-Hatta (Suhat) terus dikebut. Proyek yang ditargetkan rampung paling lambat pada awal Desember 2025 itu diklaim mampu menekan potensi banjir hingga 35 persen di kawasan terdampak.
"Kalau proyek drainase Suhat ini paling tidak bisa mengatasi banjir sekitar 35 persen. Genangan pasti turun. Mungkin dulu sampai berjam-jam, kalau intensitas hujan tinggi nantinya hanya sebentar, dan kalau intensitas rendah insyaAllah tidak ada genangan," ujar Wahyu, Rabu (5/11/2025).
Dikatakannya, pembangunan drainase ini merupakan bagian dari Masterplan Drainase 2028 yang dirancang untuk mengatasi persoalan genangan di sejumlah titik rawan banjir di kota Malang. Di mana kawasan Suhat menjadi salah satu prioritas utama karena sering mengalami genangan saat hujan deras.
Wahyu juga meminta kontraktor pelaksana untuk bekerja lebih cepat agar dampak terhadap aktivitas warga dan pelaku usaha tidak berlangsung lama. Ia menekankan pentingnya percepatan tanpa mengabaikan kualitas pekerjaan.
Namun demikian, menurutnya, sebelum proyek dimulai, Pemkot telah melakukan sosialisasi kepada warga dan pelaku usaha di sepanjang kawasan Suhat. Dampak proses pembangunannya memang saat ini dirasakan dunia usaha di sepanjang Suhat itu. Tapi kalau sehari-hari banjir, dengan selesainya proyek ini nanti nggak banjir. Menurut saya, mending bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Tapi saya minta percepat agar dampaknya tidak terlalu lama," ungkapnya.
Pemkot Malang disebut melakukan pengawasan ketat terhadap progres pembangunan di lapangan. Fokus pengerjaan diarahkan pada titik-titik rawan banjir, terutama di kawasan Kedawung dan Sudimoro, yang selama ini menjadi langganan genangan.
"Iya, banjir bisa teratasi termasuk di kawasan sekitar (Kedawung dan Sudimoro)," tambah Wahyu.
Meski optimistis proyek akan selesai sesuai target, Wahyu tidak menutup kemungkinan adanya penyesuaian waktu akibat faktor cuaca. Terlebih, intensitas hujan yang tinggi beberapa pekan terakhir dinilai menjadi tantangan tersendiri bagi percepatan pekerjaan.
"Target tetap akhir November selesai. Tapi sekarang kan hujan terus dan ada faktor alam. Jadi mungkin akhir November atau awal Desember paling lambat," jelasnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu
Editor : Lutfiyu Handi





