11 November 2025

Get In Touch

Nyasar di MERR

Ibu Eti, saat berada di mobil (Dok.Pri)
Ibu Eti, saat berada di mobil (Dok.Pri)

SURABAYA (Lentera) -Dalam perjalanan pulang senam. Sekitar pikul 07:30. Tadi pagi, Minggu (9/11/2025), saya mendengar siaran Radio Suara Surabaya (SS). Ada seorang Ibu, yang butuh bantuan.

Namanya Ibu Eti. Dilaporkan mengenakan celana di bawah lutut. Kulitnya putih. Matanya sipit. Dia sedang jalan kaki. Di tepi jalan padat kendaraan, di Middle East Ring Road (MERR). Sebelah Universitas Terbuka.

Agus yang melaporkan itu menyampikan hanya sekilas. Tak rinci apa yang disampaikannya.

Saya masih di Jemursari. Masih jauh denga MERR.

Sambil mendengarkan radio yang banyak melaporkan berbagai kejadian di kota Surabaya itu, saya menyimak.

"Wah. .. ini dekat rumah," pikir saya.

Sampai di YKP, belum ada perkembangannya. Mobil saya arahkan ke timur, menuju MERR.

Setelah berputar ke arah selatan, arah Pondok Tjandra, dari kejauhan. Melihat seorang ibu. Sedang jalan kaki.

Mirip dengan apa yang dilaporkan di radio itu.

Mobil saya pinggirkan. Sambil buka jendela. "Ibu mau ke mana ?" tanya saya.

"Ke Rungkut Mapan," katanya, singkat.

Karena berhenti di pinggir jalan yang padat kendaraan, tukang sapu yang sedang bersihkan jalan, berkali-kali menegur. Tapi, saya tak kubris.

"Ibu Eti, boleh saya bantu untuk mengantar?" Saya beranikan menyebut namanya

"Boleh," jawabnya singkat.

Saya persilahkan naik mobil. Lagi-lagi tukang sapu menegur. Karena melihat mobil di belakang, berhenti.

Sebelum lampu merah perempatan MERR arah Pondok Tjandra dan Rungkut, saya kembali bertanya.

"Kalau ke Rungkut Mapan, belok kanan," kata saya.

"Bukan. Lurus saja," pintanya.

Mobil saya arahkan ke Pondok Tjandra. Sambil melihat alamat yang dituju. Tak ditemukan.

"Kita putar saja. Ke Rungkut Mapan," kata saya.

Dia pun manut dengan tawaran saya.

Karena dekat rumah. Saya hafal dengan Rungkut Mapan. Saya membantu mencarikan alamat yang dituju. Tapi, dia tidak hafal alamat keponakannya itu.

Setelah putar-putar di Rungkut Mapa, tetap tak ditemukan alamat yang dituju. Akhirnya saya tawarkan. Antar pulang ke rumahnya. Di Nginden Intan Timur XII/1 Surabaya.

Saya antar sampai di rumahnya. Kata dia, di Nginden Intan, ikut keponakannya.

Suami sudah meninggal. Dan tak punya anak.

Dia mengaku. Ke Rungkut naik Ojol. Diturunkan di jalan kawasan MERR. Bayar Rp 7500. Dan habislah uangnya.

Sepanjang jalan saya ajak ngobrol. Saya ingin banyak tahu. Mengapa ke Rungkut Mapan.

Kata dia, ke rumah keponakannya bertujuan minta bantuan. Untuk makan. Uangnya habis.

Sedih juga dengar ceritanya. Akhirnya saya pun mampir di ATM. Sebelum sampai ke rumahnya, di Nginden (*)

Penulis: Nasaruddin Ismail, Wartawan Senior|Editor: Arifin BH
 

Share:

Punya insight tentang peristiwa terkini?

Jadikan tulisan Anda inspirasi untuk yang lain!
Klik disini untuk memulai!

Mulai Menulis
Lentera Today.
Lentera Today.