11 November 2025

Get In Touch

Imbas Ledakan di SMAN 72, Presiden Prabowo Mengkaji Kontrol Game Online

Seorang anak memainkan game online.
Seorang anak memainkan game online.

JAKARTA (Lentera) - Presiden Prabowo Subianto mengkaji pembatasan permainan secara daring atau game online. Kajian dilakukan berkaca dari peristiwa ledakan di sekolah dan masjid SMAN 72 Kelapa Gading akhir pekan lalu. 

"Misalnya PUBG. Kita mungkin berpikirnya ada pembatasan-pembatasan ya, di situ kan jenis-jenis senjata, juga mudah sekali untuk dipelajari, lebih berbahaya lagi. Ini kan secara psikologis terbiasa yang melakukan, yang namanya kekerasan itu sebagai sesuatu yang mungkin menjadi biasa saja," ujar Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dikutip Senin (10/11/2025). 

Prasetyo mengatakan Presiden Prabowo juga meminta guru dan tenaga pendidik untuk lebih memperhatikan bilamana ada sesuatu yang mencurigakan. Kepala Negara juga membahas bahwa kegiatan organisasi di  kalangan pemuda seperti Karang Taruna dan Pramuka harus kembali aktif. 

"Jadi tadi beliau juga menyampaikan bahwa kita memang perlu menumbuhkan kembali kepedulian sosial, menghidupkan kembali kehidupan bermasyarakat kita, beliau juga tadi membahas bagaimana Karang Taruna harus aktif kembali, Pramuka harus aktif kembali," ungkapnya. 

Insiden ledakan terjadi di SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading pada Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 12.15 WIB, saat salat Jumat dilaksanakan di masjid sekolah tersebut. 

Jumlah korban sekitar 96 orang mereka mengalami luka bakar, patah tulang ringan, gangguan pendengaran, serta trauma psikologis. Tim Gegana Brimob Polri langsung dikerahkan untuk mensterilisasi lokasi dan mencegah ledakan susulan.

Pihak kepolisian telah menemukan bukti pendukung seperti serbuk dan tulisan yang menunjukkan adanya bahan peledak, tetapi motif insiden masih dalam penyelidikan. 

Informasi terbaru, Kabid Humas Polda Metro Jaya Budi Hermanto mengatakan telah menggeledah rumah terduga pelaku guna memeriksa kesesuaian barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dan di rumah tersebut. 

"Melakukan penggeledahan ke salah satu rumah yang diduga merupakan pelaku. Diambil beberapa persesuaian barang bukti yang ditemukan, termasuk persesuaian yang ada di rumah, ternyata ada persesuaian dari beberapa barang bukti tersebut," ujar Budi kepada awak media, Sabtu (8/11/2025) dilansir bloombergtechnoz. (*)

Editor : Lutfiyu Handi
 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.