JAKARTA (Lentera) - Satuan Tugas (Satgas) Cesium-137 Indonesia telah membersihkan 975 ton limbah radioaktif dari sebuah kawasan industri di Provinsi Banten.
"Pekerjaan intensif sedang berlangsung di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang," kata Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kepala Divisi Mitigasi Satgas, Rasio Ridho Sani, Sabtu (15/11/2025).
Pembersihan tersebut menandai salah satu upaya dekontaminasi terbesar di Indonesia. Langkah terhadap limbah radioaktif ini ditargetkan selesai pada akhir November.
“Material yang terkontaminasi telah dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara di PT PMT. Kami perkirakan seluruh proses dekontaminasi akan selesai pada akhir November,” kata Sani dilansir antara.
Ia melaporkan kemajuan yang signifikan, dengan mencatat bahwa beberapa pabrik yang sebelumnya teridentifikasi terkontaminasi kini telah dibersihkan dan diizinkan untuk kembali beroperasi.
Menurut Sani, pembacaan radiasi yang dilakukan di "Zona Merah" yang telah ditetapkan—lokasi A, C1, D, H, dan I—telah dinyatakan aman oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Lokasi lain, termasuk B, E, F, dan F1, sedang menjalani proses penyemenan menggunakan beton mutu tinggi, sementara pekerjaan persiapan untuk penahanan terus berlanjut di lokasi C di belakang PT VP.
"Langkah-langkah penahanan sedang dilaksanakan untuk memastikan keselamatan publik, termasuk pemasangan pagar di area terdampak," ujarnya.
Dari 975 ton limbah radioaktif yang dimusnahkan tersebut, diantaranya adalah 5,7 ton udang. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyebut dari total 3.250 kotak karton yang diperiksa, ditemukan 494 kotak karton seberat 5,7 tonterkontaminasi permukaan Cs-137 pada bagian luar karton.
"Hasil pengujian terhadap sampel udang menunjukkan kandungan Cs-137 sebesar 10,8 Bq/kg (uji basah). Nilai ini lebih kecil dari 100 Bq/kg atau tingkat klirens Cs-137 yang dapat dilepaskan ke lingkungan," kata Sani dilansir cnbcindonesia.
Sani menegaskan pemusnahan dilakukan dengan insinerasi menggunakan insinerator tipe Vertical Stoker pada suhu 800-900 °C, dilengkapi Peralatan Pengendalian Emisi Udara dan Continuous Emission Monitoring System (CEMS).
Sementar, Direktur Teknik dan Kesiapsiagaan Nuklir Bapeten, Yudi Pramono, mengatakan paparan Cesium-137 di tiga lokasi terkontaminasi di Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, telah dimitigasi melalui penyemenan.
Tingkat radiasi kini telah turun hingga di bawah 0,5 mikrosievert per jam, yang dianggap aman untuk paparan publik.
“Kami akan terus melakukan pemantauan untuk memastikan keamanan jangka panjang bagi masyarakat sekitar,” kata Pramono. (*)
Editor : Lutfiyu Handi/berbagai sumber





