Optimalisasi Trans Jatim 2026, Dishub Fokus Pembenahan Layanan dan Peningkatan Penumpang
SURABAYA (Lentera) – Selain memastikan seluruh kebutuhan operasional Trans Jatim untuk tahun anggaran 2026 telah terpenuhi, Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Timur akan fokus optimalisasi dengan pembenahan layanan dan peningkatan penumpang.
Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono, mengungkapkan bakal fokus untuk melakukan pembenahan layanan dna peningkatan penumpang Trans Jatim.
“Sudah dipenuhi semua sama Ibu Gubernur, Pak Wakil Gubernur, dan Pak Sega selaku Ketua TAPD. Saya ucapkan terima kasih karena seluruh operasional Trans Jatim 2026 telah terpenuhi,” ungkap Nyono, Senin (17/11/2025).
Anggaran operasional yang mencapai sekitar Rp250 miliar tersebut, dipandang sebagai fondasi penting untuk memastikan layanan tetap berjalan optimal.
“Terkait anggaran tidak ada masalah, semua sudah aman untuk 2026,” tegasnya.
Dengan dukungan anggaran tersebut, Dishub Jatim menargetkan peningkatan jumlah penumpang harian pada 2026. Jika saat ini rata-rata penumpang mencapai 23 ribu orang per hari, Trans Jatim menargetkan kenaikan hingga 27 ribu penumpang seiring beroperasinya koridor baru dan perbaikan layanan.
“Kita berharap bisa sampai 27.000 lah. Apalagi nanti ada koridor 1 Malang Raya,” jelasnya.
Ia juga menyoroti tingginya antusiasme pelajar, mahasiswa, dan santri terhadap layanan Trans Jatim karena tarifnya yang terjangkau.
“Karena Trans Jatim ini murah. Hanya Rp5.000. Dan di Malang Raya itu banyak mahasiswa dan pelajar. Antusiasnya luar biasa,” tambahnya.
Meski demikian, Nyono mengakui masih ada rute yang perlu evaluasi. Salah satunya Koridor 7 yang belum beroperasi secara maksimal, pembenahan pun akan dilakukan agar seluruh koridor dapat berjalan lebih efisien.
“Koridor 7 kemarin belum maksimal, makanya akan kita evaluasi. Sementara Koridor 1 Malang Raya potensinya luar biasa,” ujarnya.
Selain fokus pada layanan, Dishub Jatim juga mempertimbangkan penambahan armada. Namun hal tersebut belum dapat direalisasikan dalam APBD 2026 dan berpotensi baru diusulkan pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK).
“Belum ada penambahan armada tahun depan. Kita berharap bisa masuk di PAK 2026,” terangnya.
Lebih lanjut, Nyono menegaskan bahwa Trans Jatim berperan signifikan dalam menekan kemacetan perkotaan. Ia memaparkan hasil studi pada salah satu koridor yang menunjukkan dampak konkret terhadap pergerakan kendaraan.
“Studi di satu koridor saja, Koridor 1 Sidoarjo–Surabaya–Gresik, bisa mengurangi angka kemacetan 9 persen,” ungkapnya.
Analisis serupa akan diterapkan pada seluruh koridor untuk mengukur dampak spesifik secara lebih akurat. Selain menekan kemacetan, Trans Jatim dinilai mendorong mobilitas murah yang berpengaruh langsung pada pertumbuhan ekonomi di kawasan aglomerasi Surabaya Raya.
Kemudahan akses dan efisiensi biaya menjadi faktor yang mendorong pergerakan masyarakat, termasuk dalam aktivitas ekonomi kecil.
“Yang sudah dilayani Trans Jatim ini aksesnya mudah. Orang bekerja cepat mobilisasinya, murah, dan ini memicu ekonomi yang signifikan,” katanya.
Ia mencontohkan, bagaimana masyarakat dapat berbelanja kebutuhan pangan dengan ongkos perjalanan yang sangat terjangkau. “Misalnya beli ikan bandeng Pak Elan atau bebek Sinjai, murah — karena akses transportasinya cuma Rp5.000. Ini mendorong ekonomi lokal untuk terus tumbuh,” pungkasnya.
Reporter: Pradhita/Editor: Ais





