19 November 2025

Get In Touch

Bupati Trenggalek Sebut: Pembangunan Lima Tahun ke Depan Harus Memberi Manfaat

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin sosialisasi RPJMD 2025–2029 di Gedung Serbaguna Desa Sumberbening, Kecamatan Dongko, Selasa (18/11/2025)
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin sosialisasi RPJMD 2025–2029 di Gedung Serbaguna Desa Sumberbening, Kecamatan Dongko, Selasa (18/11/2025)

TRENGGALEK (Lentera) -Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menegaskan bahwa arah pembangunan lima tahun ke depan akan berfokus pada keberlanjutan, perlindungan lingkungan, dan kebijakan yang benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat luas.

Hal itu disampaikan dalam sosialisasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 di Desa Sumberbening, Kecamatan Dongko, Selasa (18/11/2025).

Pemkab Trenggalek, menargetkan terwujudnya daerah yang adil dan makmur pada akhir periode RPJMD 2025–2029.

Mas Ipin -sapaan akrab bupati, menjelaskan visi daerah tersebut bukan sekadar jargon administratif. Ia menilai konsep itu merupakan pondasi utama pembangunan.

“Menurut saya itu fundamental. Yang harus adil itu pemerintahnya dan yang makmur itu masyarakatnya,” tutur Bupati yang juga menjabat Wakil Ketua APKASI itu.

Pembangunan Trenggalek selanjutnya diarahkan menuju Sustainable City dengan menekankan pembangunan hijau dan target Net Zero Carbon. Langkah ini sejalan dengan SDGs 11 yang menempatkan kota sebagai pusat kemajuan berkelanjutan. “Berkelanjutan itu lumintu. Kalau alamnya baik dan kita jaga, kebaikannya akan terus menerus,” jelasnya.

Ia meminta masyarakat tetap mencari penghasilan tanpa merusak lingkungan, mengingat tahun 2030 merupakan puncak komitmen global terhadap pembangunan berkelanjutan. “Adil dan makmur ini harus sejalan dengan komitmen dunia. Yang adil itu kotanya, dan yang makmur itu masyarakatnya,” lanjutnya.

Soal rencana tambang emas, Mas Ipin menilai kebijakan tersebut tidak mampu menghadirkan rasa keadilan bagi warga. Dengan luas wilayah 12.000 hektare yang berdampak pada 9 kecamatan, potensi ketidakadilan dinilai sangat besar.

“Tidak mungkin semua warga yang terdampak ini bisa adil mendapatkan pekerjaan dari aktivitas tambang,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa mensyukuri kekayaan alam bukan berarti mengeksploitasinya tanpa batas. “Wujud syukur itu menjaga dan memperbesar apa yang dipunyai tanpa dirusak,” ujarnya. Ia khawatir generasi pemimpin berikutnya justru mewarisi kerusakan dan kesulitan air bersih jika eksploitasi dibiarkan.

Setiap kebijakan daerah harus menghitung manfaat lingkungan, sosial, dan ekonomi secara bersamaan. “Kalau tidak menguntungkan dalam segala aspek, tidak perlu dilaksanakan,” tegasnya.

Meski Trenggalek sering dipandang miskin, bamun daerah ini memiliki warisan alam yang berharga dan wajib dirawat. Bukan dieksploitasi hingga membuat masyarakat kehilangan kenyamanan tinggal di tanahnya sendiri.

Mas Ipin yakin Trenggalek akan semakin diminati pengunjung berkat keasrian alamnya. “Ramainya Trenggalek itu karena melihat kota tanpa sampah, alamnya terjaga,” ungkapnya.

Menutup paparannya, ia penegasan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah warisan untuk generasi mendatang. Dengan menjaga alam hari ini, masyarakat Trenggalek disebutnya akan memperoleh keberlangsungan hidup di masa depan.

Reporter: Herlambang|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.