SURABAYA (Lentera) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan kekosongan jabatan direksi Perumda Air Minum (PDAM) tidak mengganggu pelayanan publik, setelah tiga posisi direksi resmi berakhir masa tugasnya pada 17 November 2025. Proses rekrutmen direksi baru dipastikan segera dibuka dan mantan direksi tetap boleh maju selama memenuhi batas usia.
Saat ini hanya Direktur Keuangan yang masih aktif menjabat, sementara dua posisi lainnya untuk sementara diisi oleh Pelaksana Tugas (Plt).
Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Lilik Arijanto, mengatakan, penunjukan Plt dilakukan untuk menjaga kelancaran operasional PDAM sambil menunggu proses seleksi direksi definitif.
“Karena satu direksi masih aktif, maka sementara dilimpahkan sebagai Plt. Dalam waktu enam bulan kita harus segera membuka penerimaan direktur baru,” kata Lilik ketika ditemui Lentera usai rapat paripurna di Gedung DPRD Surabaya, Senin (24/11/2025).
Menurutnya, mekanisme rekrutmen akan mengikuti aturan yang berlaku, dan tim seleksi akan segera dibentuk. “Syarat-syarat nanti disusun oleh tim. Yang pasti ada penyesuaian karena perusahaan juga sedang mengalami perubahan,” jelasnya.
Lilik menuturkan, mantan direksi tetap memiliki kesempatan untuk kembali mengikuti seleksi, selama memenuhi seluruh ketentuan, terutama batas usia calon. “Selama sesuai persyaratan dan batasan umur, tidak ada masalah,” tuturnya.
Ia menambahkan Pemkot menargetkan pengisian jabatan direksi baru dapat tuntas dalam enam bulan. “Kita harus segera membuka peluang supaya dalam enam bulan ini direktur bisa terisi,” kata Lilik.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Mohammad Faridz Afif, memastikan pihaknya akan mengawal proses rekrutmen agar berlangsung profesional dan bebas intervensi.
“Plt dari Direktur Keuangan bertugas menyiapkan rekrutmen Direktur Utama, Pelayanan, dan Operasional. Yang lama bisa maju lagi selama memenuhi syarat, terutama umur. Itu yang tidak bisa ditawar,” ujarnya.
Afif mengingatkan panitia seleksi (Pansel) agar bekerja independen. “Tidak boleh ada titipan-titipan. Direksi harus paham persoalan air, medan Surabaya, dan jaringan pelayanan. Kalau tidak tahu, bagaimana bisa melayani cepat?” tutupnya. (*)
Reporter: Amanah
Editor : Lutfiyu Handi




