SURABAYA (Lentera) - Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM, CMA, CPA, menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa tragis yang menimpa salah satu dosen Untag Semarang.
Sebagai Ketua Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia (Pertinesia), ia mengatakan insiden tersebut menjadi duka bersama bagi seluruh keluarga besar Untag di Indonesia.
Prof. Nug menuturkan meskipun enam kampus Untag memiliki yayasan yang berbeda-beda, semuanya tetap berada dalam satu semangat perjuangan, yakni membangun pendidikan nasionalis yang humanis, beretika, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
"Di mana pun lokasinya, setiap dosen dan tenaga pendidik yang berada di bawah nama besar Untag adalah bagian dari keluarga besar kami. Tragedi ini menjadi luka bersama,” kata Prof. Nug dalam keterangan resminya, Rabu (26/11/2025).
Sebagai Ketua Pertinesia, ia menekankan pentingnya solidaritas antarperguruan tinggi nasionalis dalam menghadapi peristiwa sensitif seperti ini. Ia mengimbau seluruh pihak untuk menghormati proses yang sedang berjalan serta berharap penanganannya dilakukan secara profesional dan berkeadilan.
"Kami percaya setiap langkah penyelesaian harus mengedepankan transparansi, kebenaran, dan perlindungan terhadap martabat almarhumah serta keluarganya. Kami mendoakan keluarga diberi ketabahan dan kampus Untag Semarang diberi kekuatan dalam melalui masa sulit ini,” tambahnya.
Prof Nug juga mengajak seluruh lingkungan perguruan tinggi nasionalis menjadikan kejadian ini sebagai pengingat pentingnya menjaga keamanan, kesejahteraan, dan kehormatan tenaga pendidik sebagai pilar kemajuan bangsa.
"Semoga peristiwa ini menguatkan komitmen kita dalam membangun lingkungan akademik yang saling melindungi, saling menghargai, dan saling menguatkan,” tutupnya.
Seperti diketahui, baru-baru ini masyarakat dikejutkan atas meninggalnya dosen Untag Semarang berinisial DLL (35) yang ditemukan tewas tanpa busana di sebuah kamar nomor 210 kos-hotel (kostel) Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025). (*)
Reporter: Amanah
Editor : Lutfiyu Handi




