04 December 2025

Get In Touch

Diwaduli Soal Turunnya Produksi Apel, Wali Kota Batu: Koperasi Petani jadi Kunci

Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu, Nurochman-Heli Suyanto. (dok. Prokopim Kota Batu)
Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu, Nurochman-Heli Suyanto. (dok. Prokopim Kota Batu)

BATU (Lentera) - Menanggapi wadulan petani soal menurunnya produksi apel di Kota Batu, Wali Kota Nurochman berkomitmen memberikan perhatian serius dan menegaskan penguatan koperasi petani menjadi kunci untuk menstabilkan harga dan meningkatkan produksi komoditas andalan daerah tersebut.

"Senin (1/12/2025) kemarin, saya dengan Mas Wakil sudah meninjau kebun apel dan area kandang komunal di Dusun Besta, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji. Yang merupakan rangkaian dialog dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tulungrejo. Ada banyak aspirasi yang kami dapatkan di situ," ujar Nurochman, Rabu (3/12/2025).

Dalam dialog tersebut, menurutnya petani menyampaikan sejumlah tantangan yang mereka hadapi, termasuk tren penurunan produksi apel setiap tahunnya. Petani juga berharap adanya sistem pemasaran satu pintu melalui koperasi agar harga apel lebih stabil dan pendapatan mereka terjaga.

"Pemerintah daerah tentu siap menindaklanjuti seluruh usulan petani. Kami akan memperkuat koperasi petani sebagai sistem pemasaran satu pintu, sehingga harga apel dapat lebih stabil dan produksi bisa pulih," tambah Nurochman, yang akrab disapa Cak Nur.

Selain penguatan koperasi, Cak Nur menyebutkan pemerintah juga berencana melakukan perbaikan infrastruktur dan pendampingan lintas sektor untuk memastikan keberlanjutan komoditas apel, yang selama ini menjadi ikon Kota Batu.

Pihaknya juga mengapresiasi inovasi petani Desa Tulungrejo dalam mengembangkan formula pupuk organik dari limbah hewan ternak. Menurutnya, formula ini telah menunjukkan hasil awal yang positif.

Namun, Cak Nur menekankan, sebelum digunakan secara luas, pupuk organik tersebut harus melalui uji laboratorium untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya bagi tanaman apel.

"Pemerintah akan segera melakukan uji laboratorium untuk memastikan keamanan pupuk ini, sehingga bisa direkomendasikan bagi seluruh petani," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto menambahkan petani juga menyampaikan persoalan legalitas lahan di Dusun Besta serta urgensi penyelesaian akses jalan menuju lahan tersebut. Pihaknya menegaskan akan terus mengawal proses administrasi lahan di dusun tersebut.

"Proses administrasi di Besta terus kami kawal. Sebelum sertifikasi selesai, akses jalan harus diperlebar karena lahannya masih milik negara. Pemerintah desa kami harap segera memproses musyawarah desa, dan Pemkot siap memfasilitasi seluruh tahapan," ungkap Heli.

Ditegaskannya, selain perbaikan infrastruktur, kolaborasi petani dalam pemanfaatan pupuk organik juga akan didorong agar lebih efisien dan berkelanjutan. "Koperasi dan inovasi ini diharapkan menjadi solusi untuk meningkatkan produksi dan kualitas apel di Kota Batu," imbuhnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan-KP) Kota Batu, luas lahan apel saat ini tersisa 740,07 hektare, menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 823,33 hektare. Lahan apel kini hanya tersebar di Desa Tulungrejo, Desa Sumbergondo, Desa Bulukerto, dan Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji.

 

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.