10 December 2025

Get In Touch

Mitigasi Banjir di Kota Malang: Kerja Bakti Massal hingga Penanganan Sungai Bersama BBWS

Mitigasi banjir: warga Kota Malang lakukan kerja bakti pembersihan sungai, Minggu (7/12/2025) (dok. Prokopim Kota Malang)
Mitigasi banjir: warga Kota Malang lakukan kerja bakti pembersihan sungai, Minggu (7/12/2025) (dok. Prokopim Kota Malang)

MALANG (Lentera) - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang tengah berupaya untuk mengurangi risiko dan dampak negatif atau mitigasi banjir di sejumlah titik rawan. Upaya ini dilakukan melalui kerja bakti massal hingga koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk penanganan aliran sungai yang kerap meluap.

Upaya ini dilakukan melalui kerja bakti massal hingga koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk penanganan aliran sungai yang kerap meluap.

"Prediksi curah hujan tinggi masih berlanjut. Saya sudah menginstruksikan kepada Camat dan Lurah agar di wilayah masing-masing melaksanakan kerja bakti. Harapannya mampu mengurangi potensi banjir di titik-titik yang selama ini rawan tergenang," ujar Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, Senin (8/12/2025).

Wahyu menjelaskan, sejak Minggu (7/12/2025), sejumlah lokasi rawan banjir, di antaranya Jalan Dieng, kawasan Sungai Klaseman Kelurahan Gadingkasri, aliran sungai di Hutan Kota Jalan Kediri, serta Jalan Joyo Raharjo Kelurahan Merjosari telah melaksanakan kerja bakti massal secara serentak.

Kegiatan yang dilakukan mencakup pembersihan saluran air, pengangkatan sedimen, hingga penertiban sampah yang berpotensi menghambat aliran. Program ini, menurutnya menjadi bagian dari Gerakan Angkat Sedimen dan Sampah (GASS) yang melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), perangkat wilayah, serta masyarakat.

"Kemarin saya juga meninjau ke beberapa titik dan menemukan tumpukan sampah rumah tangga dan limbah besar yang dibuang ke saluran air, sehingga menyebabkan penyempitan aliran," katanya.

Di Kelurahan Merjosari, kata Wahyu, petugas mengangkut hingga empat truk sampah, sementara di kawasan Jalan Dieng jumlahnya mencapai sekitar satu setengah truk. Ditegaskannya, perbaikan drainase tidak akan efektif bila masyarakat masih membuang sampah sembarangan.

"Kalau drainase sudah diperbaiki tetapi sampah menumpuk, aliran tetap tersumbat," tegasnya.

Selain fokus pada pembersihan drainase, Pemkot Malang juga memperluas langkah mitigasi banjir melalui koordinasi dengan BBWS. Salah satu prioritas penanganan adalah Sungai Amprong, yang sering meluap ketika hujan deras.

Wahyu menyebutkan Pemkot dan BBWS telah melakukan koordinasi awal, dan kerja sama tersebut akan diperkuat melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU).

"Kerja sama ini untuk mengintervensi titik-titik sungai yang memerlukan perbaikan. Insyaallah kami selesaikan bertahap," jelasnya.

Di sisi lain, Pemkot Malang juga melakukan inventarisasi terhadap bangunan liar yang berdiri di atas saluran air atau berada di area sempadan sungai. Wahyu mengaku telah menugaskan Satpol PP, Disnaker-PMPTSP, serta DPUPRPKP untuk melakukan verifikasi terhadap legalitas bangunan tersebut.

"Kami cek status tanah dan perizinannya. Karena kalau bangunannya itu berada di atas saluran air, tentu dampaknya akan dirasakan penghuni sendiri," ungkap Wahyu.

Pemkot juga berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur terkait kewenangan perizinan bangunan dan pengelolaan sejumlah saluran air. Wahyu menegaskan, pihaknya terus memberikan masukan dan data lapangan agar evaluasi penanganan bisa dilakukan secara menyeluruh.

"Tetapi yang lebih penting, saya harap ada kesadaran bersama. Semua upaya ini tidak akan maksimal tanpa dukungan perilaku masyarakat," tutupnya.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.