MALANG (Lentera) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang terus menggenjot pengembangan budidaya ikan air tawar, melalui penerapan model kawasan sebagai strategi meningkatkan produksi perikanan untuk mengejar target produksi 11 ribu ton ikan pada 2025 yang kini hampir terpenuhi.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Sembiring menyampaikan hingga akhir November 2025 produksi ikan air tawar sudah menembus 10 ribu ton, capaian ini menunjukkan progres signifikan dalam pengembangan sektor perikanan daerah.
"Sekarang ini sudah mencapai 10 ribu ton untuk budidaya air tawar. Targetnya 11 ribu ton pada 2025. Kami terus meningkatkan produksi melalui model kawasan secara masif," ujar Victor, Senin (8/12/2025).
Dijelaskannya, model kawasan budidaya diterapkan di berbagai kecamatan untuk memastikan produksi berjalan lebih terstruktur dan efisien. Komoditas yang menjadi fokus utama adalah ikan lele dan ikan nila, yang menurutnya menjadi dua jenis ikan dengan permintaan paling tinggi di wilayah Jawa Timur.
"Untuk budidaya ikan lele, kawasan sentra produksi berada di Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Turen, Kecamatan Kepanjen, dan Kecamatan Gondanglegi," katanya.
Sementara untuk budidaya ikan nila, lanjut Victor, sebagian besar dilakukan di kawasan perairan bendungan seperti Karangkates dan Lahor. Namun, Victor menyebut budidaya nila berbasis kolam juga sudah banyak berkembang di beberapa wilayah, yakni Kecamatan Lawang, Kecamatan Tumpang, Kecamatan Turen, Kecamatan Wajak, serta Kecamatan Wonosari.
"Tahun ini kami menyediakan lebih dari 100 sarana dan prasarana budidaya yang kami hibahkan kepada masyarakat. Untuk kawasan budidaya yang luas, lahannya ada yang mencapai 5.000 meter persegi hingga 1 hektare," jelasnya.
Lebih lanjut, Victor menyampaikan berdasarkan data Dinas Perikanan Kabupaten Malang, ikan lele menjadi komoditas dengan produksi tertinggi, yakni 4.770 ton. Disusul oleh ikan nila sebanyak 3.616,50 ton.
Selain dua komoditas utama tersebut, Kabupaten Malang juga memproduksi jenis ikan air tawar lainnya seperti Ikan gurami sebanyak 89 ton dan Ikan mas sebanyak 14,30 ton.
Dituturkannya, tingginya produksi lele disebabkan oleh karakteristiknya yang mudah dibudidayakan serta waktu panennya yang relatif cepat. Sebaliknya, ikan nila membutuhkan waktu lebih lama, terutama jika dibudidayakan di bendungan.
"Nila butuh waktu empat sampai lima bulan jika dibudidayakan di kolam, dan bisa sampai satu tahun jika budidayanya di bendungan," terangnya.
Selain produksinya yang tinggi, pemasaran ikan air tawar dari Kabupaten Malang juga sangat luas. Produk perikanan daerah ini tidak hanya dipasarkan di Malang Raya, tetapi juga menjangkau berbagai wilayah lain.
"Pemasaran ada yang ke Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Batu, Kota Surabaya, hingga ke Sidoarjo dan Bali. Kami belum pernah menemukan produk yang tidak laku atau jatuh harga," imbuh Victor.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais




