SURABAYA (Lentera) - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, secara resmi meluncurkan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peserta Didik untuk Warga Kurang Mampu Tahun 2025 di Gedung Dyandra Convention Center, Jalan Basuki Rahmat, Surabaya, Rabu (10/12/2025). Bantuan pendidikan tersebut menyasar 48.077 peserta didik dari keluarga kurang mampu (desil 1 dan 2)
Gubernur Khofifah menegaskan program ini menjadi komitmen Pemprov Jatim untuk memastikan tidak ada anak yang putus sekolah karena kendala ekonomi. dia juga menyatakan bahwa pendidikan adalah jalan penting bagi anak-anak untuk meraih masa depan yang lebih baik. Ia menyampaikan pesan-pesan penguatan kepada para peserta didik agar senantiasa percaya diri, menghormati orang tua dan guru, serta mensyukuri setiap nikmat.
“Jangan pernah merasa minder. Kalau berangkat sekolah dibonceng ayah memakai sepeda pun itu adalah bentuk penghormatan. Orang tua dan guru selalu mendoakan agar anak-anak sukses,” ujarnya.
Khofifah juga menekankan pentingnya menanamkan rasa syukur dan semangat untuk terus melanjutkan pendidikan. “Syukuri apa yang Allah berikan. Mudah-mudahan Allah mengantarkan kemuliaan bagi anak-anak semua, memuliakan dunia dan akhirat,” katanya.
Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Paudah, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Jatim dalam menjaga keberlanjutan pendidikan warganya. Ia menyebutkan bahwa Jawa Timur menunjukkan capaian signifikan dalam partisipasi pendidikan.
Untuk kelompok usia 7–15 tahun, partisipasi sekolah telah mencapai 100 persen, sementara usia 13–15 tahun berada pada angka 97,68 persen. Tantangan terbesar berada pada kelompok usia SMA (16–18 tahun) secara nasional yang masih berada di angka 76,44 persen. “Kami yakin program yang diluncurkan malam ini akan berkontribusi besar bagi peningkatan angka partisipasi sekolah secara nasional, khususnya usia 16–18 tahun,” ungkapnya.
Program Bantuan Biaya Pendidikan ini merupakan bagian dari Nawa Bhakti Satya, khususnya Jatim Cerdas, yang menekankan pemerataan akses pendidikan berkualitas dan berkeadilan. Pemprov Jatim juga menyerahkan dokumen Rencana Aksi Daerah sebagai strategi untuk memastikan tidak ada anak usia sekolah yang tertinggal.
Gubernur Khofifah menegaskan bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara. Melalui program ini, ia berharap seluruh anak di Jawa Timur dapat terus menempuh pendidikan hingga jenjang SMA/SMK sesuai kebijakan Wajib Belajar 13 Tahun. “Tidak boleh ada anak yang putus sekolah. Kita ingin mereka membangun cita-cita dan meraih masa depan yang sukses, barokah, dan mulia,” tutupnya.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, melaporkan bahwa program ini menyasar 48.077 peserta didik dari keluarga kurang mampu (desil 1 dan 2). Bantuan diberikan kepada siswa SMA, SMK, dan SLB yang bukan penerima program beasiswa lain untuk menghindari duplikasi.
Setiap siswa akan menerima bantuan sebesar Rp1 juta yang dapat digunakan untuk kebutuhan pendidikan, seperti pembelian seragam, buku, alat tulis, tas, sepatu, paket data, hingga uang saku transportasi. Penyaluran dilakukan melalui virtual account masing-masing siswa sesuai SK Gubernur. “Program ini adalah wujud hadirnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk memastikan kemiskinan tidak boleh menjadi penghalang pendidikan anak-anak kita,” jelas Aries.
Adapun rincian penerima bantuan sebagai berikut:
SMA: 11.362 siswa
SMK: 24.339 siswa
SLB: 12.376 siswa
Total anggaran yang disiapkan mencapai Rp48 miliar 77 juta. (*)
Editor : Lutfiyu Handi





