29 December 2025

Get In Touch

Sampah di Kota Malang Diprediksi Naik 20 Ton per Hari, Saat Liburan Nataru

Ilustrasi: Salah satu TPS di Kawasan Lowokwaru Kota Malang. (Santi/Lentera)
Ilustrasi: Salah satu TPS di Kawasan Lowokwaru Kota Malang. (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang memprediksi volume sampah di wilayahnya naik hingga 20 ton per hari, selama masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.

Seiring meningkatnya kunjungan wisatawan, kawasan Kayutangan Heritage menjadi salah satu titik yang mendapat perhatian khusus dalam pengelolaan sampah.

"Kalau sesuai dengan tahun-tahun sebelumnya, prediksi kenaikan sampah selama libur Natal dan Tahun Baru itu kurang lebih satu harinya bertambah sekitar 20 ton," ujar Plh Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond Matondang, Jumat (26/12/2025).

Menurut Raymond, meningkatnya aktivitas masyarakat dan wisatawan menjadi faktor utama penyumbang tambahan volume sampah. Kota Malang juga diperkirakan menjadi salah satu tujuan wisata favorit, sehingga produksi sampah rumah tangga maupun sampah dari kawasan publik ikut meningkat.

Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, Raymond mengaku tidak melakukan penambahan personel maupun armada pengangkut sampah. Namun, penyesuaian dilakukan dengan menambah ritase pengambilan sampah, khususnya bagi petugas yang bekerja di lapangan.

Dalam kondisi normal, disebutkannya, jumlah kendaraan pengangkut sampah yang menuju ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Supit Urang berkisar antara 160 hingga 178 truk per hari. Sedangkan selama masa libur ini, jumlah tersebut diperkirakan meningkat hingga sekitar 200 truk per hari.

"Kalau biasanya 160 sampai 178 truk, kemungkinan saat libur bisa sampai kurang lebih 200 truk per hari," ungkapnya.

Seiring peningkatan ritase tersebut, jam kerja petugas kebersihan juga disesuaikan. Raymond mengaku akan menambah waktu kerja, termasuk pada akhir pekan, guna memastikan sampah dapat tertangani dengan baik selama periode liburan.

"Teman-teman di lapangan dimungkinkan menambah jumlah pengambilan. Baik itu jam kerja maupun lembur, yang pasti ditambahkan waktunya di hari Sabtu dan Minggu," katanya.

Lebih lanjut, disinggung terkait sebaran wilayah, Raymond menyebut penumpukan sampah terjadi hampir merata di seluruh wilayah Kota Malang. Meski begitu, volume terbesar tercatat berada di Kecamatan Blimbing, Lowokwaru, dan sebagian Kecamatan Sukun.

Sementara itu, untuk kawasan wisata, terjadi pergeseran titik konsentrasi sampah. Jika pada tahun-tahun sebelumnya penumpukan sampah banyak terjadi di Alun-alun Merdeka, kini fokus bergeser ke Kayutangan Heritage.

"Kalau tahun sebelumnya pasti lebih banyak di Alun-alun Merdeka. Tapi karena sekarang alun-alun masih direhabilitasi, konsentrasi sampah lebih banyak di Kayutangan Heritage," jelas Raymond.

Menyikapi kondisi tersebut, pihaknya memberikan perhatian khusus terhadap pengelolaan sampah di kawasan Kayutangan Heritage. Salah satu langkah yang dilakukan adalah penyesuaian jadwal pengambilan sampah.

"Biasanya pengambilan dilakukan jam 2 dini hari sampai jam 6 pagi. Sekarang kami instruksikan agar pengambilan juga dilakukan pada malam hari," ujarnya.

Langkah tersebut diambil untuk mengurangi volume sampah yang menumpuk, mengingat tingginya jumlah pengunjung di kawasan wisata heritage tersebut selama masa liburan.

"Karena pengunjung di Kayutangan Heritage cukup banyak, jadi pengambilan sampah kami tambah agar tidak menumpuk," pungkas Raymond.

 

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.