31 December 2025

Get In Touch

Kisah Sukses Yulia, Local Hero Petani Jagung Malang: Buktikan Tranformasi Pertanian "Petrospring" Pupuk Indonesia Grup, Cuan untuk Masa Depan Pertanian Indonesia

Kisah Sukses Yulia, Local Hero Petani Jagung Malang: Buktikan Tranformasi Pertanian

Hemat tenaga, hemat waktu, dan hemat biaya. Hasil pada tanaman jagung juga lebih maksimal. Panennya pun meningkat. Demikian kata Yulia Pieters, salah satu local hero petani jagung Kabupaten Malang berpendalpat soal manfaat dari pengaplikasian Petrospring pada tanaman jagung yang dibudidayakannya bersama petani mitra di lahan seluas 225 Hektare (Ha).

 

OLEH: ASEPTA YOGA PERMANA

PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui Petrokimia Gresik terus melakukan transformasi pertanian, untuk masa depan pertanian Indonesia lebih modern dalam rangka mewujudkan swasembada pangan nasional. Salah satu langkah konkretnta dengan menghadirkan Petrokimia Smart Precision Farming atau yang lebih dikenal dengan Petrospring.

Petrospring memanfaatkan teknologi drone yang dilengkapi dengan Internet of Things (IoT) untuk mengaplikasikan pemupukan maupun penyemprotan. Drone ini juga memiliki kemampuan mengambil data geo-spasial, soil test kit guna mengukur unsur hara tanah, serta memanfaatkan teknologi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). Dimana teknologi NDVI ini dapat merekam indeks vegetasi tanaman.

Data yang terekam dapat digunakan menjadi landasan dosis pemupukan yang presisi sehingga proses pertanian dapat semakin efektif dan efisien. Selain itu, petani juga bisa mendapatkan informasi terkait luas lahan dan database mengenai kondisi tanah di lahannya.

Mau tidak mau, pertanian di Indonesia harus bertransformasi. Suka tidak suka, sektor penjamin ketahanan pangan nasional ini harus mengoptimalkan teknologi.

Sementara khusus pada tanaman jagung pemanfaatan Petrospring untuk proses penyemprotan. Saat ini ada 225 Hektare (Ha) lahan pertanian dan digarap oleh ribuan petani di bawah Kelompok Tani Maju yang dikomandoi Yulia. Mereka tersebar di sepuluh desa yang ada di empat kecamatan di Kabupaten Malang, yaitu Kecamatan Kromengan, Wonosari, Pakisaji dan Kecamatan Ngajum.

Sebelum mengenal Petrospring, Yulia bersama ribuan mitranya melakukan penyemprotan manual dengan menggunakan tangki semprot yang dipanggul. Butuh waktu satu hari penuh dan harus menggunakan tiga tenaga manusia untuk menyelesaikan penyemprotan 1 Ha tanaman jagung.

"Di sini ongkos tenaga semprot Rp100 ribu per orang sehari. Kalau menggunakan cara manual seperti sebelumnya, kami mengeluarkan biaya Rp300 ribu, karena butuh tiga orang untuk menyelesaikan penyemprotan 1 Ha jagung dalam sehari. Belum lagi harus ngirim (makan, Red) dan rokok," ujar Yulia.

"Kalau menggunakan Petrospring, biayanya hanya Rp150 ribu per 1 Ha, dan cukup 20 menit saja. Jelas ini jauh lebih hemat waktu dan biaya," imbuhnya.

Lebih lanjut Yulia menjelaskan bahwa penyemprotan pada tanaman jagung merupakan tahapan paling vital. Jika terjadi keterlambatan dalam penyemprotan apalagi pada saat hama sudah menyerang, kemudian proses penyemprotan tidak merata, dampaknya petani bisa merugi.

Petani jagung di tempat Yulia umumnya melakukan penyemprotan insektisida dan fungisida dua kali selama satu kali musim tanam. Penyemprotan pertama dilakukan pada saat tanaman jagung berusia 10 hari, dan penyemprotan kedua di usia 21 hari.

"Kendala utama dalam budidaya jagung adalah hama. Di sini hama yang cukup ganas ulat FAW (Fall Armyworm atau ulat grayak, Red). Penyemprotan menggunakan drone Petrospring hasilnya jauh lebih bagus, merata mulai dari kuncup hingga ke seluruh bagian tanaman. Hama dapat dikendalikan," tandasnya.

Berkat keberhasilan dia bersama petani mengendalikan hama. Diungkapkan Yulia, hasil panen pun lebih baik. Sebagai perbandingan, dengan penyemprotan manual petani mendapatkan panen jagung sebanyak 5 ton/Ha, sementara dengan mengaplikasikan Petrospring jagung yang dihasilkan bisa mencapai 5,3 ton/Ha atau ada peningkatan panen sekitar 6 persen.

Apabila dirupiahkan, sebelumnya petani hanya mendapatkan uang panen Rp45,5 juta/Ha dengan harga jagung Rp9.100/Kilogram. Sekarang bisa menghasilkan lebih dari Rp48,2 juta.

Kendati demikian, Yulia menceritakan awal kali memperkenalkan teknologi Petrospring kepada petani mitranya bukan perkara gampang. Apalagi rerata dari mereka sudah berusia tua yang tidak mudah menerima cara-cara baru dalam budidaya, termasuk yang berkaitan dengan teknologi. Mereka lebih percaya dengan cara-cara warisan, atau metode yang mereka ketahui turun-temurun.

"Petani disini sudah sepuh-sepuh (tua, Red). Mereka awalnya takut menggunakan Petrospring, takut biayanya mahal dan tanamannya rusak diterjang angin kencang dari drone," ungkap Yulia.

"Karena awam, saya pun berikan contoh dulu, dan akhirnya mereka bisa menerima Petrospring. Apalagi dalam penanggulangan hama membutuhkan waktu yang cepat, dan Petrospring ini solusinya," imbuhnya.

Terakhir, Yulia menambahkan, Petrospring juga menjadi strategi atau taktik bagi dia untuk menarik minat generasi muda terjun mengembangkan sektor pertanian. Karena anak-anak muda sekarang sangat akrab dengan teknologi.

"Saya sangat terbuka dengan teknologi, termasuk kehadiran Petrospring. Harapannya teknologi modern yang menjadikan budidaya pertanian lebih efektif, efisien, dan panen melimpah bisa menarik minat generasi muda Malang untuk terjun ke sektor pertanian," ujar Yulia.

Terpisah, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob menjelaskan bahwa, Petrokimia Gresik dalam menjalankan operasional bisnisnya tidak hanya menghasilkan produk pupuk dan nonpupuk berkualitas. Tapi juga berkontribusi untuk kemajuan pertanian Indonesia melalui inovasi-inovasi, dan salah satunya adalah Petrospring yang mampu menjadi solusi budidaya pertanian lebih efektif, efisien, presisi, dan modern.

"Kami terus mengembangkan budidaya pertanian presisi sejak tahun 2000, atau sejak pertama kali kami memperkenalkan pupuk majemuk ke petani Indonesia. Kemudian terus berkembang, hingga terciptalah teknologi Petrospring," ujar Daconi.

Sebelum diaplikasikan di lapangan, teknologi ini sudah melalui sejumlah uji kelayakan. Hingga akhirnya dibuktikan langsung manfaatnya oleh sejumlah petani di Indonesia, termasuk Yulia.

"Kami berharap banyak petani lain di Indonesia yang memanfaatkan layanan Petrospring ini. Teknologi ini sekaligus menjadi kontribusi Petrokimia Gresik dalam mewujudkan swasembada pangan nasional sesuai dengan visi Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto dalam Asta Cita," tutup Daconi.(*)

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.