
Jember- Pandemi covid-19 ini tidak menyurutkan kreativitas usaha mikro para milenial (anak muda) untuk bisa bertahan melewati krisis ekonomi. Ada dua produk camilan anak muda Jember yang diapresiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparkraf) dalam ajang Kompetisi Foodstartup Indonesia 2020. Dua produk kreatif itu yakni Musae Chips yang dikelola Fathurrahman dan Fondre yang dikelola Rizqo Palefi. Mereka cukup mandiri dibidangnya dan tidak ada campur tangan dari pihak Pemkab Jember.
Produk Musae chips adalah produk inovasi baru kripik pisang oven dengan dua varian rasa dari alumni Politeknik Negeri Jember jurusan Manajemen Agribisnis, Fathurrahman. Dia menjadikan produk olahan snack pisang menjadi produk yang kekinian dengan packaging yang modern.
Kripik pisang oven ini, berfokus pada industry makanan agroindustri dimana target penjualan adalah sebagai makanan oleh- oleh khas Jember. Hal ini dibuktikan dengan tersebarnya produk kripik pisang Musae Chipsdibeberapa toko oleh-oleh di Kabupaten Jember.
Sedangkan Fondre adalah coklat dengan isi edamame atau kedelai jepang yang dikenal dengan banyak manfaat bagi kesehatan, dengan balutan cup menjadikan lebih elegant untuk disajikan. Fondre mencoba memadukan karakter rasa pahit dan legit dari dark chocolate dengan gurihnya edamame. Rasanya yakni manis, pahit, gurih menjadi satu alunan yang memanjakan.
Pengelola usaha kreatif Musae Chips Fathurrahman mengatakan, dirinya bersyukur bisa lolos 100 Foodstartup Indonesia. "Syukur alhamdulillah Musae Chips keripik pisang oven bisa lolos 100 besar. Produk kami awal masuk harus berkompetisi dengan 1000 lebih produk kreatif se-Indonesia," kata Fathurrahman, Jumat (4/9).
Dia juga mengatakan, Musae Chips tembus 100 Foodstartup juga bertepatan tahun dengan produk asli putra daerah Jember sudah diedarkan dan pasarkan di Indomaret.
Program FoodStartup Indonesia yang telah dilaksanakan sejak 2016 telah memberikan banyak manfaat kepada pelaku ekonomi kreatif kuliner, khususnya pada pengembangan kapasitas pelaku, pemberian akses permodalan dan pemasaran untuk pertumbuhan bisnis.
FoodStartup Indonesia telah mengkurasi 281 pelaku ekonomi kreatif kuliner di Indonesia hingga tahun 2019, dan telah menghubungkan investasi lebih dari Rp 30.000.000.000 kepada pelaku yang berada di dalamnya.
Bahwa setiap tahunnya, tidaklah mudah melakukan proses kurasi untuk memilih yang terbaik dari berbagai macam usaha kuliner. Seperti pada tahun ini, lebih dari 6.400 pendaftar kami harus melakukan seleksi terlebih dahulu kepada 1.000 pelaku ekonomi kreatif kuliner dan meminta mereka untuk mengirimkan pitchdeck untuk dapat lolos pada tahap berikutnya.
Dalam pesan elektronik yang disampaikan Hanifah Makarim Direktur Akses Pembiayaan Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf mengatakan, proses kurasi telah selesai dilaksanakan pada tanggal 1 – 3 September 2020 yang melibatkan kurator dari berbagai bidang seperti investasi, financial dan lembaga pemerintahan.
"Dengan bangga kami mengumumkan hasil kurasi 100 peserta Demoday FoodStartup Indonesia MMXX. Selamat kami ucapkan kepada 100 peserta Demoday FoodStartup Indonesia MMXX, perjalanan belum berakhir, semoga apa yang kami lakukan akan membawa kebaikan dan mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia," kata Hanifah Makarim. (mok)