16 April 2025

Get In Touch

4 Kecamatan di Kabupaten Blitar Rawan Bencana Tsunami

4 Kecamatan di Kabupaten Blitar Rawan Bencana Tsunami

Blitar - Adanya riset Institut Teknologi Bandung (ITB) mengenai potensi tsunami di sepanjang pantai selatan Jawa Timur yang disebutkan BPBD ada 9 kabupaten/kota berpotensi terkena dampaknya termasuk Kabupaten dan Kota Blitar terdiri dari 4 kecamatan dan belasan desa.

Sesuai data dari BPBD Kabupaten Blitar ada 4 yang termasuk rawan atau berpotensi terkena dampak bencana tsunami yaitu Kecamatan Wonotirto, Panggungrejo, Wates dan Bakung. "Keempat kecematan tersebut berada di pesisir selatan Kabupaten Blitar," ujar Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Achmad Cholik, Senin (28/9/2020).

Lebih lanjut Cholik menjelaskan dari 4 kecamatan tersebut, ada 5 pantai yang berpenghuni atau terdapat perkampungan warga, yakni di Pantai Jolosutro, Pantai Serang, Pantai Tambakrejo, Pantai Pasur dan Pantai Pangi. "Jumlah desanya mencapai belasan, sejak adanya info potensi bencana tsunami langsung kita himbau meningkatkan kesiapsiagaan jika terjadi bencana," jelasnya.

Kecamatan Wates : Desa Ringinrejo, Tugurejo, Tulungrejo dan Jolosutro

Kecamatan Panggungrejo : Desa Sumbersih dan Serang

Kecamatan Wonotirto : Desa Gunung Gede, Ngadipuro dan Pasiraman

Kecamatan Bakung : Desa Plandirejo, Tumpak Oyot, Bululawang dan Sidomulyo

Keempat kecamatan tersebut berada di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menajam ke bawah Lempeng Eurasia. Posisi ini merupakan penggerak gempa kuat, sehingga wilayah di selatan Jawa disebut kawasan rawan gempa dan tsunami.

Diungkapkan Cholik saat ini BPBD selain melakukan himbauan kepada warga desa, yang termasuk potensi terdampak bencana tsunami. Juga melakukan pemeriksaan alat Early Warning Sistem (EWS) yang terpasang di 2 lokasi, Pantai Jolosutro Kecamatan Wates dan Pantai Tambakrejo di Kecamatan Wonotirto.

"Yang merupakan perbatasan timur pesisir selatan Kabupaten Blitar, serta batas sisi barat pesisir selatan dengan wilayah Kabupaten Tulungagung. Guna memastikan alat dalam kondisi baik, serta berfungsi dengan normal ketika potensi bencana tsunami terjadi," ungkapnya.

Ditambahkan Cholik alat EWS yang terpasang, juga dilengkapi sirine. Sehingga jika sirine berbunyi, maka warga yang tinggal di sepanjang pesisir selatan Blitar akan langsung melakukan koordinasi. Dimana tiap desa telah ditentukan skema dan jalur evakuasinya.

"Desa - desa yang di dekat pantai sudah membentuk Desa Tangguh Bencana dan punya Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB), mereka yang kita himbau dan ajak untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan bencana," imbuhnya.(ais)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.