
Oleh : Yupiter Sulifan*
Wabah Corona yang melanda Indonesia sejak 2 Meret 2020 hingga kini belum menampakkan tanda-tanda akan berakhir. Pandemi yang disebabkan oleh virus Covid-19 ini mengakibatkan ratusan ribu orang terinfeksi, bahkan tak sedikit yang meninggal dunia.
Dampaknya pun makin terlihat nyata di berbagai bidang, di antaranya ekonomi, sosial, pariwisata, dan pedidikan. Pelaksanaan pendidikan di Indonesia dalam masa pandemi mengalami perubahan drastis.
Pembatasan sosial dan jaga jarak (Social & Physical distancing) memaksa semua pihak beradaptasi dengan kebiasaan baru. Termasuk pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang harus dijalani siswa dan guru. Belajar dan mengajar dari rumah.
Perlu digaris bawahi bila pendidikan memang harus berjalan dalam keadaan apapun. Untuk mengurangi angka penyebaran Covid-19 dan kegiatan pendidikan dapat berjalan seperti biasanya, maka pemerintah melakukan beberapa upaya. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem online atau dalam jaringan (daring) sejak bulan Maret 2020.
Setidaknya, ada satu hal yang mengarah ke perubahan, masa pandemi ini membuat para guru lebih kreatif dalam memberikan pelajaran bagi anak-anak. Tak terkecuali guru Bimbingan dan Konseling (BK). Sekarang para guru BK telah banyak menggunakan berbagai teknologi untuk memberikan layanan kepada siswanya. Baik dari telpon pintar dan laptop yang dimiliki.
Yang tadinya tidak pernah menyentuh teknologi, kemudian tergagap-gagap menghunakannya.
Seiring berjalannya waktu dan tentu saja keinginan belajar memanfaatkan teknologi, sekarang tenaga pendidik sudah mulai bisa bertransformasi.
Tadinya hanya upload tugas dengan WhatsApp, sekarang sudah meningkat, memberikan layanan BK menggunakan Zoom, Google Classroom, Webex, Google Meet ataupun aplikasi pertemuan jarak jauh lainnya.
Bahkan untuk pertemuan rutin guru-guru BK yang tergabung dalam Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) ini juga menggunakan aplikasi rapat jarak jauh. Bukan sekadar menggunakan alat-alat berteknologi tinggi saja, melainkan para guru BK juga mulai berpikir kreatif mencari sebuah terobosan bagaimana menyelenggarakan sebuah layanan bimbingan BK yang menyenangkan, efektif, dan bermakna dan bisa dinikmati para siswa.
Di samping pembelajaran secara daring, para guru BK yang kreatif melakukan pelaksanaan pembelajaran di luar jaringan (luring). Ada guru BK yang datang berkeliling ke rumah-rumah siswa, memberikan layanan bimbingan khusus bagi siswa yang mengalami masalah selama PJJ berlangsung.
Memberikan bimbingan kelompok dengan cara temu muka kepada beberapa siswa yang mempunyai masalah relatif sama. Tentu semuanya mengacu pada pelaksanaan protokol kesehatan yang disarankan pemerintah.
Selama ini guru BK terkenal dengan menggunakan lembaran kertas berisi angket untuk berbagai keperluan, semenjak pandemi, mulai berubah haluan ke aplikasi Google Form ataupun menggunakan aplikasi pembuat angket lainnya.
Guru BK yang selama ini hanya sebagai konsumen video materi bimbingan yang biasa diunduh di Youtube, kini sudah bisa membuat sekaligus mengedit video bimbingan sendiri bahkan mengunggahnya di laman Youtube.
Sehingga hal ini bukan saja berguna bagi dirinya tapi juga berguna bagi guru BK yang lain ataupun masyarakat umum yang ikut mengaksesnya.
Bukankah ini adalah kreativitas yang harus dihargai dan dihormati sebagai proses pengabdian dari guru-guru BK untuk bangsa dan negara Indonesia?
Tanpa kita sadari banyak sisi-sisi positif yang dapat kita petik dari pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia hingga hari ini. Dampak yang dirasakan memang sungguh nyata dan dapat dirasakan oleh setiap orang.
Namun, masyarakat tidak bisa menjadikan pandemi Covid-19 sebagai alasan untuk tidak melaksanakan kegiatan terutama dalam bidang pendidikan.
Pandemi melanda, membimbing siswa harus terlaksana.
*Guru BK SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo dan Penulis Buku : Jadi Guru BK itu Asyik.