
Jember - Rumah sakit daerah dokter Soebandi Jember Jawa Timur sempat mendiskusikan soal potensi penularan virus corona dari jenazah Covid-19. Dalam diskusi itu seorang ahli dokter spesialis forensik mengupas bahayanya penularan corona melalui jenazah serta langkah-langkah pencegahannya.
Menurut dokter spesialis forensik, Muhammad Afiful Jauhani memang ada bahaya penularan virus corona dari jenazah covid-19. "Kami coba jelaskan, ada beberapa fase saat pasien meninggal, yakni fase kematian klinis atau somatis dan kematian seluler. Fase kematian klinis atau somatis terjadi saat sistem jantung dan pernapasan berhenti secara permanen," terang Muhammad Afiful dikutip Selasa (20/10/2020).
Dia menambahkan, pada fase ini tdak semua sel dalam jenazah ikut mati. "Beberapa sel masih hidup dan mampu memperbanyak diri selama beberapa jam setelah kematian klinis. Karenanya potensi penularan virus corona melalui jenazah covid-19 masih dimungkinkan terjadi, terutama melalui kontak langsung dengan jenazah," terangnya.
Dia juga menjelaskan, perlakuan khusus terhadap jenazah dengan penyakit menular perlu dilakukan, terutama jenazah pasien covid-19. Hal ini untuk mencegah menularnya virus corona ke keluarga maupun tenaga medis.
Muhammad Afiful Jauhani yang merupakan dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Jember ini berharap tidak ada lagi aksi warga dengan pengambilan paksa jenazah covid-19, baik yang masih suspek atau probable atau terkonfirmasi. "Karena dapat menularkan virus di beberapa jam kematiannya.
Sebenarnya warga tidak perlu khawatir dengan proses pemulasaran jenazah pasien covid-19, karena proses pemulasaran sudah sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 18 tahun 2020 tentang Pedoman Pengurusan Jenazah atau tajhiz Al-janaiz Muslim yang terinfeksi covid-19," jelasnya. (mok)