
Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menandaskan bahwa perkembangan zaman saat ini juga harus diikuti dengan perkembangan perpustakaan, karenanya dia meminta supaya perpustakaan tidak hanya sebagai pengumpul koleksi-koleksi namun juga menjadi pusat pengetahuan dan episentrum kegiatan masyarakat.
Halitu disampaikan saat menghadiri Peer Learning Meeting Nasional TransformasiPerpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Ballroom Hotel JW Marriot Surabaya,Selasa (3/12) malam. Dalam kesempatan itu, Emil juga mendukung penuh terhadappelaksanaan Peer Learning Meeting Nasional Transformasi Perpustakaan BerbasisInklusi Sosial yang tahun ini diselenggarakan di Jawa Timur.
"Perannyaharus bisa menjadi penggerak utama guna percepatan pembangunan yang berbasisBottom-Top," ujar Wagub Emil Dardak saat
Dirinyamenambahkan, sesuai dengan tema 'Literasi Untuk Kesejahteraan' yang diusungtahun ini, peningkatan budaya membaca di masyarakat baik perkotaan maupunpedesaan menjadi sarana inklusif demi percepatan pembangunan langsung daribawah. "Buku harus menjadi empowerment atau penggerak untuk mengeluarkanmereka dari keterbatasan," tutur Wagub Emil.
Lebihlanjut dijelaskan, sebagai fasilitator dan pelaksana langsung, fungsipustakawan harus bergeser atau bahkan berkembang dari hanya sebagai pengumpulkoleksi-koleksi menjadi pusat pengetahuan yang bisa membantu masyarakat. "Fungsi pustakawan bergeser daricollection organizer menjadi lebih kepada knowledge organizer," tuturnya.
Seorangpustakawan, sebut Emil Dardak, harus menjelma menjadi pusat perpustakaan itusendiri. Inklusifitas diharapkan bisa terjalin dan terbangun melalui sebuahkomunitas yang hidup di da lam perpustakaan. "Perpustakaan harusnyamenjadi episentrum kegiatan masyarakat dan merubah paradigma pembentukankarakter," jelas Wagub Emil.
Perpustakaantidak boleh hanya menjadi domain OPD perpustakaan. Tetapi lebih tepat jikamenjadi cross sectoral program dengan OPD-OPD lainnya. Lebih dari itu, DinasPerpustakaan harus menjadi penggerak seluruh insan di pemerintahan.
Iamencontohkan bahwa, literasi bisa menjadi pilihan untuk sosialisasi tentangpemahaman stunting, katarak atau isu kesehatan yang sering dijumpai dimasyarakat. Bahkan, melalui literasi tersebut diharapkan bisa memberikanpemahaman tentang teknologi pertanian terbaru yang bisa diaplikasikan olehmasyarakat pedesaan.(ufi)