13 April 2025

Get In Touch

Lestarikan Budaya, Warga Surabaya Peringati Maulid Nabi dengan Swadaya

Warga Kota Surabaya memperingati Maulid Nabi Muhammad dengan membaca sholawat hingga berbagi rejeki secara bersama-sama
Warga Kota Surabaya memperingati Maulid Nabi Muhammad dengan membaca sholawat hingga berbagi rejeki secara bersama-sama

SURABAYA (Lenteratoday) – Perayaan peringatan Maulid Nabi sejatinya dilakukan Kamis, 29/10 lalu. Meski telah berlalu, namun perayaan kelahiran Nabi Muhammad masih terasa bagi warga Kota Surabaya.

Perayaan yang dilakukan warga memang tak begitu meriah, namun perayaan tersebut sangat membekas dibenak warga Surabaya, khususnya RT 07 RW 03 Semolowaru, Sukolilo, Surabaya. Ada sejumlah tradisi yang dilakukan di daerah ini. Tradisi ini sebagai bentuk suka-cita memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

“Ada banyak rangkaian dalam acara Maulid Nabi ini. Mulai membaca sholawat hingga tradisi berebut barang,” kata Panitia Maulid Nabi Muhammad, Ustadzah Sulchah.

Sulchah menuturkan, untuk memeriahkan acara ini, warga melakukan swadaya keperluan dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad, mulai dari jajanan, sarung, hingga uang. “Ada sekitar 150 lebih barang dengan jumlah item sekitar 25. Itu semua swadaya warga,” ujarnya.

Keberadaan barang-barang ini semakin membuat acara peringatan Maulid Nabi semakin meriah. Seluruh warga berkumpul untuk mengikuti sholawatan serta ceramah dari Ustadz Cholil Anwar. “Acara ini bisa menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap Nabi Muhammad,” paparnya.

Askuri, Pengamat Budaya mengatakan, tradisi perayaan Maulid Nabi berangkat dari narasi besar kemurahan hati dan memberi sesuatu untuk kebahagiaan bersama. Dengan tradisi ini, katanya, sekaligus menunjukkan sikap toleran dan kegembiraan. Apalagi dalam tradisi ini ada kumpul-kumpul dengan memuja Nabi.

"Tradisi ini sebagai wujud kegembiraan, rasa syukur, penghormatan atas kelahiran Nabi Muhammad. Selain dalam bentuk melafalkan banyak bacaan shalawat, perayaan Maulid ini juga dilakukan dengan membagi-bagi barang,” ujarnya.

Tradisi perayaan Maulid Nabi masih eksis hingga kini, lanjut Askuri, tak terlepas dari ideologi Nahdiyin yang memang dianut mayoritas warga Surabaya.

"Ini kental kultur NU-nya, jadi tradisi itu masih eksis hingga sekarang," imbuhnya.

Menurut dia, tradisi memperingati Maulid Nabi itu mengingatkan manusia untuk meninggalkan sifat-sifat buruk atau meminimalkan sehingga menjadi sosok yang lebih baik.

"Memahami Keteladanan Nabi dalam Rangka Memperingati Maulidur Rasulullah Peringatan Maulid Nabi bukan hanya sekadar perayaan. Alangkah baiknya, dengan terlaksananya peringatan Maulid Nabi, kita sebagai umat Rasulullah dapat semakin mengerti dan mengaplikasikan sifat-sifat yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW," jelas Dosen STKIP BIM Surabaya ini. (ST1)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.