08 April 2025

Get In Touch

Sehari, Pemkot Mojokerto Sabet 2 Penghargaan Bergengsi Pada Peringatan HKN

Sehari, Pemkot Mojokerto Sabet 2 Penghargaan Bergengsi Pada Peringatan HKN

Mojokerto (Lenteratoday) - Menjelang penghujung tahun 2020, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menorehkan prestasi gemilang dan membanggakan dengan meraih 2 penghargaan sekaligus yaitu penghargaan Sanitasi Total Barbasis Masyarakat (STBM) Award tahun 2020 dari Kementerian Kesehatan dan penghargaan Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Jawa Timur 2020.

Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari mengatakan penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) diberikan atas keberhasilan program Kota Mojokerto sebagai Kota Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF). Kota Mojokerto mampu membuktikan sebagai daerah bebas dari perilaku masyarakat yang sengaja buang air besar di sembarang tempat. 

Penghargaan ini diberikan secara virtual oleh Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto kepada kepala daerah yang telah berhasil ODF 100 persen terverifikasi. Serta pemberian apresiasi kepada para sanitarian dan pelaku mitra terkait lainya sebagai ujung tombak yang bersama-sama melaksanakan pendampingan dalam keberhasilan ini. Penghargaan tersebut diberikan saat peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke - 56.

"Ada lima pilar dalam penyelenggaraan STBM ini, yang pertama stop buang air besar sembarangan (open defecation free). Kedua, cuci tangan pakai sabun (CTPS) yang ketiga pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, yang ke-empat pengelolaan sampah rumah tangga dan yang kelima pengelolaan limbah cair rumah tangga," jelas Ning Ita, panggilan akrab Walikota Mojokerto.

Masih kata Ning Ita, Kota Mojokerto sudah mendapatkan verifikasi ODF dan tim Provinsi Jawa Timur pada 17 September 2020 sekaligus mendapatkan sertifikat ODF dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Tidak hanya itu, berbagai program penunjang dalam mewujudkan Kota Mojokerto sebagai STBM pun terus digalakkan, Program tersebut yaitu pertama, program Oke Singkiran Kesakitan Diare dengan Observasi Pangan Aman, Mencuci Tangan Pakai Sabun dan Air Minum Aman (Posko Paman) dari Puskesmas Wates. Inovasi ini telah mendapatkan penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) yang diberikan oleh Menpan RB, Syaffrudin pada 18 Juli 2019.

Yang kedua program Bayar Pajak Pakai Sampah di Kota Mojokerto (Bapak Samerto). Inovasi ini merupakan gagasan dari Badan Pendapatan dan Pengelolaan Aset (BPPKA) yang telah mendapatkan penghargaan Top 25 Kompetisi Inovasi Publik (Kovablik) dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018.

Yang ketiga, aplikasi Gerbang Layanan Informasi terpadu dan Terintegrasi (Gayatri) yang diisi oleh para kader kesehatan maupun kader motivator dengan memasukkan kartu keluarga (KK) by name by addres untuk PIS PK, jamban dan air minum. Dan yang terakhir adalah program Buka Pintu (Bersama ubah perilaku masyarakat menciptakan lingkungan bersih dan sehat dalam mendukung strategi STBM).

"Semoga melalui berbagai program lingkungan hidup untuk masyarakat dapat digunakan sebagai instrumen untuk lebih mensinergi dan mengefektifkan kegiatan pengelolaan lingkungan dimasa mendatang serta dapat bermanfaat bagi pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kota Mojokerto dengan selalu mendukung pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan," tegas Ning Ita.

Sementara itu, untuk penghargaaan kedua yang diterima oleh Ning Ita dari inovasi pelayanan publik (Kovablik) Jawa Timur 2020 bernama Pete Jawa Rasa Timun, merupakan penghargaan peringkat ke - 13 se-Jawa Timur yang diberikan langsung oleh Deputi Pelayanan Publik Kementerian PAN RB, Diah Natalis dengan didampingi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak dan Sekdaprov Jawa Timur, di Hotel Singhasari Kota Batu, Jumat (13/11/2020) lalu.

Penghargaan yang diterimakan yakni tentang layanan kesehatan yang dikhususkan bagi pekerja wanita. Dimana inovasi Pete Jawa Rasa Timun hadir karena adanya beberapa permasalahan di lingkungan perusahaan yang kerap menyelimuti kaum hawa. Permasalahan tersebut seputar kesehatan para perempuan seperti rendahnya dalam memberikan asi eklusif pada anak, mengalami gangguan gizi seperti anemia dan obesitas serta banyak lainya. Adapun dampak yang dirasakan dari inovasi Pete Jawa Rasa Timun ini adalah meningkatkan kesehatan pada pekerja wanita, meningkatkan pemenuhan asi eklusif pada anak dan meningkatkan kualitas SDM serta menurunkan angka stunting.

"Inovasi Pete Jawa Rasa Timun ini juga terintegrasi pada aplikasi layanan Gayatri (Gerbang Layanan Informasi Terpadu dan Terintegrasi) yang sebelumnya juga telah masuk pada Top 45 Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2020. Sehingga data-data masyarakat khususnya pekerja wanita dapat terpantau secara signifikan di sini. Semoga melalui inovasi ini seluruh perempuan di Kota Mojokerto dapat terpenuhi hak-haknya meskipun saat bekerja," tandas Ning Ita.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa juga menyampaikan bahwa inovasi harus menjadi bagian intern mulai dari perencanaan, pelaksanaan, kemudian evaluasi, dan sinergitas di antara seluruh OPD. Sebab, sinergi dan kolaborasi merupakan keyword yang harus dipegang bersama.

Sementra itu, Diah Natalisa menyampaikan, saat ini masyarakat mengharapkan birokrasi yang mampu memberikan pelayanan yang cepat dan mudah. "Dengan inovasi publik, diharapkan semakin efektif dan efisien serta semakin meningkatkan kepercayaan publik terlebih dengan kondisi pandemi dan resesi. (Joe/adv)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.