23 April 2025

Get In Touch

Perbedaan antara Rapid Test, Swab Antigen dan Tes PCR

Ilustrasi - Petugas menandai reagen rapid test Covid-19 (Ist)
Ilustrasi - Petugas menandai reagen rapid test Covid-19 (Ist)

Lenteratoday -Rapid test, swab antigen, dan test PCR merupakan istilah yang mendominasi pembicaraan sejak pandemi Covid-19. Ketiga istilah ini digunakan masyarakat untuk mengetahui kemungkinan terinfeksinya Covid-19.

Masyarakat mungkin sudah sangat sering menemukan ketiga istilah tersebut di berbagai media. Namun, agar tidak bingung saat melakukan pemeriksaan tidak ada salahnya mengingatkan kembali tentang rapid test, swab antigen, dan test PCR.

1. Rapid test
Rapid test hanya untuk melihat keberadaan antigen dan antibodi. Pengujian ini biasa dilakukan melalui pengambilan sampel darah dari tubuh pasien. Rapid test akan mengenali protein antibodi dalam sampel tersebut.

Saat ini, rapid test tidak bisa berbuat banyak kecuali memuaskan rasa ingin tahu. Menurut Dr Aneesh Mehta, akurasi rapid test berisiko tidak akurat apabila dilakukan pada yang belum pernah terinfeksi virus corona.

2. Swab antigen
Swab antigen merupakan penerapan uji Covid-19 dengan pengambilan sampel di pangkal hidung dan tenggorokan. Sampel diambil dengan swab test atau tes usap sehingga mirip dengan pelaksanaan test PCR.

Dr Mehta menuturkan swab test bergantung pada teknologi PCR standar, dan memerlukan beberapa tenaga manual untuk menjalankannya melalui langkah-langkah pengujian.

Swab antigen berisiko memberikan hasil false negative dan false positive. Risiko muncul apabila reagen salah mengenali protein Covid-19 atau sama sekali melewatkannya.

biasanya, dokter akan menyarankan pasien tetap melakukan test PCR walaupun telah melakukan swab antigen. Apalagi pada pasien yang hasilnya negatif tetapi menunjukkan gejala atau berisiko terpapar Covid-19.

3. Test PCR
Teknologi Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan tes yang mendeteksi penyakit dengan mencari jejak materi genetik virus Covid-19 pada sampel.

Test PCR dilakukan dengan swab atau usap hidung atau tenggorokan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menganggap pengujian PCR sebagai "standar emas" pengujian Covid-19.

Mekanisme test PCR menggunakan sampel RNA Covid-19 yang disalin balik untuk membentuk pasangan DNA. Salinan itu kemudian diperbanyak dengan PCR hingga terbentuk banyak rantai DNA, yang biasanya membutuhkan waktu 6 jam hingga dua hari.

Test PCR memberikan hasil paling akurat walaupun memerlukan waktu yang lebih lama. Selain itu, test PCR hanya bisa dilakukan tenaga yang sudah terlatih karena membutuhkan peralatan dan bahan kimia khusus yang dikenal sebagai reagen. Artikel ini sudah tayang di E-Paper Lenteratoday edisi hari ini (Senin 21/12/2020) -Ist.

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.