08 April 2025

Get In Touch

Jeda Sejenak di Taman Nasional Sebangau Palangka Raya

Jeda Sejenak di Taman Nasional Sebangau Palangka Raya

PALANGKA RAYA (Lenteratoday) - Dimasa pandemi sekarang ini, wisata tetap dibutuhkan, terutama untuk menghilangkan stress karena wabah Covid-19 serta kejenuhan. Namun tetap harus diingat penerapan protokol kesehatan secara ketat.

Di Kota Palangka Raya, salah satu lokasi yang menjadi.idola untuk.jeda sejenak dari rutinitas adalah Taman Nasional Sebangau yang berlokasi di Dermaga Kereng Bangkirai.

Salah satu objek wisata di ‘Kota Cantik’ ini sudah mulai dibuka kembali sejak awal Oktober 2020. Tempat wisata ini menjadi salah satu pilihan karena relatif cukup dekat dari pusat kota. Hanya butuh perjalanan sekitar 30 menit, tepatnya KM 14 Jalan RTA Milono, Kelurahan Kereng Bangkirai, Kecamatan Sebangau.

Yang menjadi ciri khas adalah air danau dan sungainya yang berwarna hitam bak kopi. Eksotisme ini tercipta dari kondisi tanah gambut dan akar - akar dari tumbuhan disekitar danau dan sungai.

Di masa pandemi ini untuk mengawasi protokol kesehatan, Satgas Covid-19 Kota Palangka Raya juga berjaga di lokasi wisata. Memastikan semua pengunjung menggunakan masker, mencuci tangan serta membatasi agar jumlah tidak melebihi kapasitas yang sudah ditentukan. Jadi Anda tidak perlu khawatir untuk berwisata ke lokasi ini.

Untuk biaya pun wisata ini tergolong murah. Tiket masuk hanya dikenakan Rp 5.000 per orang. Jam operasional lokasi Wisata Taman Sebangau dari jam 08.00 - 18.00 WIB.

Setelah masuk ke lokasi Dermaga, ada beberapa pilihan kegiatan yang dapat Anda lakukan, seperti keliling Danau Sebangau dengan kapal yang harga tiketnya Rp 10.000/orang dan sepeda bebek Rp. 15.000/sepeda dengan durasi 30 menit.

Untuk yang ingin berpetualang dapat menikmati susur sungai dengan harga sewa perahu berkisar Rp 450.000, perahu dapat memuat 4 orang. Jika ingin susur sungai lebih jauh ada biaya tambahan Rp 150.000. Khusus susur sungai, disarankan untuk berangkat di pagi hari agar tidak tiba terlalu malam, karena waktu diperlukan untuk susur sungai cukup lama, antara 6 sampai 9 jam.

Objek wisata ini juga merupakan salah satu sumber mata pencaharian masyarakat setempat, para pengendara kapal, pemilik perahu yang disewakan serta pedagang makanan minuman disekitar lokasi.

Seperti disampaikan oleh Edo, salah satu pengemudi kapal wisata, kehidupan mereka sangat bergantung dari destinasi tersebut. Sehingga mereka sangat kesulitan saat obyek wisata ditutup karena pandemi. “Sumber pengahasilan kami dari objek wisata ini, jadi kalau obyek wisata ditutup kami mau cari makan dari mana,” kata Edo.

Untuk yang hanya ingin santai - santai saja, anda dapat duduk di warung - warung apung yang tersedia di pinggiran danau sambil menikmati semilir angin dan sunset. Tentu saja sambil memesan segelas kopi atau menu lain yang tersedia.

Menurut Wati, salah satu pedagang warung apung, pendapatan mereka jauh berkurang di masa pandemi ini. Hal ini disebabkan masih banyak masyarakat yang takut berwisata serta faktor ekonomi. “Tapi kami sebagai pedagang tetap bersyukur karena tempat wisata sudah dibuka kembali jadi kami ada penghasilan walaupun jumlahnya lebih sedikit dari sebelumnya,” papar Wati.

Untuk penggemar memancing, di lokasi ini juga ada beberapa spot. Ikan yang menjadi incaran para pemancing antara lain lais, haruan dan papuyu.(nov)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.