19 April 2025

Get In Touch

Lumpur Ternyata Bisa Dijadikan Bahan Pengolahan Air Limbah

Lumpur Ternyata Bisa Dijadikan Bahan Pengolahan Air Limbah

Surabaya – Ternyata lumpur mampu digunakan untuk bahan tambahanpada pengolahan air limbah. Inovasi baru ini dicetuskan oleh I Made WahyuWijaya, doktor dari Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).Diharapkan dengan inovasi ini mampu menjadi solusi bagi persoalan air limbah diSurabaya dan di daerah lainnya.

Pria yang kerap disapa Wahyu ini mengungkapkan, riset yangdilakukannya tersebut dilatarbelakangi oleh eutrofikasi (masalah lingkunganhidup yang diakibatkan oleh limbah fosfat, khususnya dalam ekosistem air tawar)pada badan air yang diakibatkan tingginya konsentrasi amonia. “Air limbah yangtidak diolah mengandung zat pencemar yang menyebabkan penurunan kualitas dibadan air, salah satunya amonium,” terang Wahyu.

Penelitian yang dibimbing oleh Ir Eddy Setiadi Soedjono DiplSE MSc PhD dan Dr Ir Agus Slamet MSc ini menggunakan sampel lumpur dariInstalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kota Surabaya. Selain itu, melaluiprogram Erasmus Mundus, penelitian ini juga dilakukan di Portugal. Yaitu dimuara Gramido, bioreaktor, dan digester IPAL Kota Vila de Gaia sebagai lokasipengambilan sampel.

Menggunakan metode anaerobic ammonium oxidation (Anammox),penelitian ini mengkaji proses penyisihan senyawa nitrogen pada AnaerobicBaffled Reactor (ABR) dan Anaerobic Upflow Reactor (AUR). Yang mana, unitpengolahan air limbah yang umum digunakan di Indonesia adalah ABR. “Kelemahandari ABR ini adalah rendahnya efisiensi penyisihan senyawa nitrogen yang merupakanpenyusun dari ammonium,” ungkap pria kelahiran 1991 ini.

Dalam melangsungkan penelitiannya, Wahyu memodifikasireaktor ABR dengan memanfaatkan AUR yang merupakan bentuk tunggal dari ABR.Selain itu, dilakukan penambahan lumpur dari tangki aerasi IPAL Kota Ponte deLima. Modifikasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja reaktor dalampenyisihan nitrogen. “Penambahan lumpur ini merupakan inovasi baru dan belumpernah dilakukan pada penelitian sebelumnya,” aku Wahyu.

Secara umum, papar Wahyu lagi, percobaan yang telahdilakukan pada penelitian ini meliputi uji kualitas air limbah domestik di KotaSurabaya, inkubasi bakteri, percobaan dengan ABR dan AUR skala laboratorium,serta identifikasi bakteri. Konsentrasi pada setiap percobaan dianalisis untukmemperoleh laju penyisihan amonium dan nitrit, serta pembentukan nitrat.

Dari penelitiannya, Wahyu mendapati bahwa kandungan airlimbah domestik di Kota Surabaya masih melebihi baku mutu. “Kami juga menemukanadanya bakteri Anammox Candidatus Brocadia pada AUR dan uncultured anaerobicammonium-oxidizing bacterium pada ABR,” imbuhnya. Penemuan bakteri anammox inimenunjukkan bahwa proses anammox pada kedua reaktor dalam menyisihkan senyawanitrogen telah terjadi.

Dari penelitian tersebut Wahyu menyimpulkan, secara umumproses anammox terjadi pada kedua reaktor ABR dan AUR. Akan tetapi, ABRmemberikan hasil penyisihan amonium yang lebih tinggi ketimbang AUR. Keberadaanspesies bakteri anammox pun menunjukkan potensi terjadinya anammox.

Wahyu menyatakan bahwa proses anammox yang ia terapkan dalampenelitiannya ini dapat diaplikasikan melalui modifikasi pada unit ABR yangtelah banyak dibangun di lingkungan masyarakat. Salah satunya dengan penambahanbiomassa berupa lumpur dari IPAL atau sedimen dari muara sungai yang dipusatkanpada kompartemen pertama.

Putra dari pasangan I Made Pariasa dan Ni Made Sudarmi iniberharap hasil penelitiannya yaitu AUR dapat menjadi alternatif unit pengolahanair limbah domestik di daerah yang memiliki keterbatasan lahan. Ia pun menyebutbahwa alternatif penggunaan AUR perlu dikaji lebih lanjut agar dapatdiaplikasikan. (ufi)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.