MALANG (Lenteratoday) - Lahir dari latar belakang keluarga petani tak menyurutkan Andri Jamaul Rifiyani untuk berprestasi. Tak tanggung-tanggung, remaja kelahiran Lamongan ini berhasil menjadi wisudawan Universitas Islam Malang (Unisma) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna, yakni 4.00.
Andri sapaan lekatnya, menempuh progam Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Ia bercerita se masa SMA sebenarnya dirinya tak piawai berbahasa Inggris. Bahkan kerap kali, Andri cenderung tak tertarik dengan pelajaran tersebut.
"Saya dulu SMA ya kalau pelajaran bahasa Inggris gitu ya gak pernah dengerin. Ditanyai ya gak tau apa-apa," cerita Andri pada masa SMA.
Usai lulus dari masa putih abu-abu pada 2014, Andri mencoba peruntungannya untuk mendaftarkan diri di universitas negeri melalui jalur SBMPTN. Namun sayang, keinginannya untuk bersekolah di kampus negeri harus pupus, karena ia tak lolos uji tes.
Tak lolos uji tes SBMPTN tak membuat ia menyerah. Keinginannya untuk menjadi guru dan membanggakan kedua orang tuanya semakin menguat. Akhirnya sebelum kuliah di Unisma, Andri memutuskan untuk hijrah ke Kampung Inggris, Pare Kediri selama setahun.
"Saya pergi ke Pare untuk balajar bahasa Inggris selama setahun sebalum saya masuk kuliah di Unisma. Saya ingin membuktikan jika anak kampung, anak petani juga bisa berprestasi. Orang tua saya hanya lulusan SD, sedangkan kakak saya lulusan SMA," katanya dengan gigih.
Keinginan itu pun perlahan terwujud, bahkan saat kuliah ia sempat mengikuti pertukaran pelajar di National Dong Hwa University (NDU) Taiwan dan mendapat beasiswa dari Dikti.
Berkat pertukaran pelajar ke Taiwan itu dirinya mendapatkan pengalaman, wawasan dan juga jaringan teman-teman dari negara lainnya seperti Jerman, India, Australia, Spanyol, dan sebagainya.
"Tak ada trik khusus untuk menjadi wisudwan terbaik, yang penting niat untuk menggapai keinginan. Ke depan saya ingin melanjutkan jenjang karir saya studi S2 dan tentunya menjadi guru," tutup Andri. (Sur)