
LUMAJANG (LenteraToday) - Setelah pada Sabtu (16/1/2021) kemarin Gunung Semeru mengeluarkan awan panas sampai saat ini statusnya masih ada di level II atau waspada.
Pantauan di Pos Gunung Api Gunung Sawur di Candipuro, Lumajang, Jawa Timur pada Minggu (17/1/2021) pukul 00.00-06.00 menunjukkan bahwa secara visual Gunung Semeru diselimuti kabut. Namun beberapa kali masih terdengar suara gemuruh letusan. Selain itu juga terjadi sembilan kali gempa letusan, satu kali gempa guguran, tujuh kali embusan, dan lima kali tremor harmonik dengan amplitudo 2-5 milimeter (mm) dengan durasi 50-3.673 detik.
Sehari sebelumnya, Semeru meluncurkan guguran awan panas sejauh 4 kilometer. Abu vulkaniknya mengguyur desa-desa sekitar.
"Masyarakat, pengunjung, dan wisatawan diharap tetap tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari puncak Semeru dengan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Semeru,” kata pengamat Gunung Semeru di Pos Pantau Gunung Sawur, Mudas Sofyan, Minggu (17/01/2021).
Menurut dia, radius dan jarak ancaman ini akan dievaluasi terus untuk mengantisipasi jika terjadi gejala perubahan risiko erupsi Semeru. Sofyan menambahkan, meski kondisi saat ini sudah mulai landai, masyarakat diminta tetap menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena suhu masih tinggi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga mengeluarkan rekomendasi perlunya waspada terhadap potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan. Selain itu, perlu diwaspadai pula potensi bahaya sekunder Semeru, yaitu banjir lahar hujan karena banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.
Hingga saat ini, aktivitas kegempaan gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut masih fluktuatif dan didominasi gempa-gempa permukaan. Gempa guguran, letusan, embusan, dan tremor harmonik dalam periode ini masih tinggi. Hal itu mengindikasikan pergerakan magma ke permukaan masih terjadi.
”Jumlah getaran banjir pun mulai meningkat, mengindikasikan mulai meningkatnya aliran lahar di aliran Besuk Kobokan, Besuk Sat Pasrujambe seiring meningkatnya curah hujan di wilayah ini. Ini harus diwaspadai,” kata Sofyan.
Untuk diketahui, kontur Semeru menciptakan semacam cekungan di puncak. Cekungan ini menyebabkan lahar hujan dan lahar letusan akan mengarah ke besuk-besuk (jalur aliran lahar) di daerah Pronojiwo, Lumajang. Ada empat sungai yang menjadi aliran tetap lahar panas dan dingin Gunung Semeru, yaitu Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Kobokan, dan Besuk Sat. Di empat sungai itu biasanya masyarakat beraktivitas mencari pasir. (wan)