
SURABAYA (Lenteratoday) - PPKM yang berlaku di pulau Jawa-Bali di Surabaya sejak tanggal 11 menimbulkan beberapa dampak, salah satu sektor ekonomi. Tak terkecuali para pelaku UMKM. Mereka mengaku bahwa jumlah pengunjung menurun.
Guna mendorong pelaku UMKM, Kaza City Mall ingin menggelar acara UMKM di halaman outdoor city park. Hal ini dilakukan untuk membantu pemilik tenant dan UMKM supaya roda ekonomi tetap berputar.
"Kami membuat acara sarapan pagi bersama UMKM. Acara digelar di depan mall sejak pukul 7 hingga 10 pagi. UMKM manapun bisa mendaftar karena gratis. Hari ini ada 10 UMKM yang ikut," papar Paula Banun, General Manager Kaza City Mall, Sabtu (23/1/2020).
Paula mengakui arus kedatangan pengunjung menurun drastis selama PPKM. Penurunan bahkan mencapai angka 40 persen.
"Untuk itu, kami menyediakan tempat dan acara ini supaya tambahan penghasilan bisa didapatkan pemilik UMKM," ungkapnya.
Salah satu pemilik UMKM yang terdampak adalah Sutinah, penjual Semanggi Surabaya. Sutinah yang sehari-hari berjualan dari berbagai event, kini harus berjualan secara keliling.
"Penjualan macet total. Turun hingga 50 persen. Saya merasa nggak ada bantuan dari pemerintah. Yang mampu malah dapat bantuan," keluhnya.
Ia mengaku tidak berharap mendapatkan bantuan. Namun, Ia bertanya-tanya mengapa penjual kecil seperti dirinya tidak mendapatkan bantuan. Hanya saja, Ia mengapresiasi sistem PPKM yang masih memberi kesempatan bagi pelaku ekonomi untuk tetap bergerak.
"Soalnya sudah boleh berjualan. Saya pernah nggak boleh masuk ke berbagai gang soalnya jalanan ditutup. Saya berharap Pemerintah bisa mencari solusi supaya pembeli masih banyak dan ada fasilitas untuk UMKM," tuturnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Pri dan Umi Saroh. Keduanya merupakan penjual kue kering dan gerabah di Pasar Kapas Krampung Surabaya. Mereka berharap pemerintah mampu mencari jalan keluar atas kurangnya pembeli di pasar.
"Penjualan turun 70 persen. Selama ini bantuan dari Pemerintah adalah menurunkan retribusi pasar sebesar 30 persen selama 6 bulan," papar Pri.
Meski demikian, Umi Saroh mengeluhkan bentuk PPKM yang membatasi jam buka pasar. "Pembeli yang udah menurun, makin menurun. Kami berusaha menarik pembeli dengan ikut event yang buka dengan menerapkan protokol kesehatan," akunya.
Usaha lain yang dilakukan adalah melalui penjualan aplikasi online. Hal itu dilakukan Indah Paramitha, pemilik Omang Soto Kudus. Ia mengaku tidak ada perubahan pembelian selama PPKM.
"Nggak ada perubahan pemesanan via Aplikasi online. Masih stagnan. Yang lumayan dari medsos," tuturnya. (Ard)