
JIKA berkunjung ke Kota Palangka Raya, ada satu objek wisata cukup menarik yang bisa Anda kunjungi yaitu Arboretum Nyaru Menteng. Lokasinya berada di Jalan Tjilik Riwut KM 28, Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu, Palangka Raya. Sangat cocok untuk ‘ngadem’ dan melepas penat.
Hanya berjarak sekitar 28 Km atau perjalanan kurang lebih 45 menit dari pusat Kota Palangka Raya. Akses jalan menuju lokasi pun cukup mudah dan mulus.
Di Arboretum Nyaru Menteng, selain berwisata pengunjung juga bisa mendapat edukasi sekaligus konservasi. Sebab, Taman Hutan Rakyat (Tahura) seluas lebih dari 65 Ha juga merupakan pusat penangkaran Orangutan dan beberapa jenis hewan lainnya.
Awalnya Arboretum Nyaru Menteng merupakan salah satu pusat penangkaran Orangutan atau Borneo Orangutan Survival (BOS). Tempat ini digunakan untuk menyelamatkan dan menampung Orangutan dan hewan dilindungi lainnya.
Lahan ini ada karena banyaknya penebangan hutan dan pembakaran lahan. Orangutan dan hewan-hewan lainnya banyak yang kehilangan hutan sebagai ‘rumah’ habitat asli mereka.

Pemrakarsanya adalah Lone Drosher, seorang konservationis asal Demark. Lone sudah mengabdi selama 4 tahun sebagai relawan di Tanjung Putting, Kalimatan Timur. Saat ini sudah ada sekitar 150 relawan yang terlibat dalam ‘Nyaru Menteng Orangutan Project’. Tugas relawan tersebut masing-masing berbeda, ada dokter hewan, baby siter binatang, teknisi, mentor, dan lainnya.
Untuk harga tiket masuk sangat terjangkau, hanya Rp 10 ribu. Pengunjung hanya bisa menikmati destinasi wisata ini pada akhir pekan (Sabtu-Minggu) dan hari libur. Jumlah pengunjung pun terbatas, agar Orangutan dan hewan-hewan di sana tidak terganggu dengan keberadaan manusia. Jam kunjungan dari pukul 09.00-15.00 WIB.
Ada lebih dari 200 ekor Orangutan hidup di penangkaran ini. Selain itu ada bberuang madu (sun bear), burung beo, burung cucak rowo, biawak, monyet, dan hewan lainnya.
Lokasi ini juga merupakan tempat penelitian tumbuh-tumbuhan, sehingga terdapat lebih dari 139 species jenis di hutan wisata ini. Antara lain ramin, meranti, mahang, kapur naga, berbagai jenis kantong semar, agathis, dan masih banyak lagi.
Salah seorang relawan di Arboretum Nyaru Menteng, Gugun mengatakan ada pembatasan jarak agar pengunjung tidak terlalu dekat dengan hewan-hewan tersebut.“Iya, kami membatasi agar pengunjung tidak berinteraksi secara langsung dengan orangutan, karena DNA orangutan mirip sekitar 90% dengan manusia sehingga risiko penularan penyakit,” papar Gugun.
Tapi jika ingin berselfie dengan orangutan atau beberapa jenis hewan lainnya, anda dapat melakukannya, tentu saja dengan pengawasan para relawan.
Gugun juga menjelaskan pada akhirnya jika telah siap, hewan-hewan tersebut akan kembali ke alamnya. Sebelumnya Orangutan harus melalui tahapan-tahapan , semacam sekolah.“Pertama kami pulihkan dari trauma atau penyakit, kemudian tahap selanjutnya mulai beradaptasi dengan alam, tahap berikutnya kami pindahkan ke pulau untuk belajar mandiri tanpa pengasuh, sampai mereka siap untuk dilepas ke alam bebas,” urai Gugun.
Di ruang informasi, pengunjung juga dapat menonton film dokumenter mengenai perjuangan orangutan yang kehilangan hutan sebagai rumahnya. Juga proses penyelamatan orangutan sebelum dibawa ke BOS.
Bagi pengunjung yang berjiwa petualang, bisa menyeberangi jembatan sepanjang 5 km di tengah hutan. Hutan yang alami dengan udara yang sejuk dapat memberikan relaksasi dan mengibur, tentunya bisa menjadi spot berfoto yang indah dan eksotis.
Ardi, salah seorang pengunjung Arboretum Nyaru Menteng mengatakan ia sangat antusi bisa melihat Orangutan secara langsung dan keindahan hutannya.“Luar biasa, selain wisata kita juga dapat ilmu, pemandangan seperti ini tidak bisa kita dapat di kota-kota besar,” pungkasnya.(nov)