23 April 2025

Get In Touch

Kesehatan Tanggung Jawab Lintas Sektoral, Bukan Hanya Dinkes

Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar yang akrab dipanggil Bunda Fey saat berkunjung ke salah satu posyandu.
Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar yang akrab dipanggil Bunda Fey saat berkunjung ke salah satu posyandu.

KEDIRI (Lenteratoday) - Pemerintah Kota Kediri membeberkan RADPG (Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi) Kota Kediri 2020-2024, di mana khusus bayar premi BPJS warga telah dialokasikan Rp 35 miliar-Rp 40 miliar. Program menyeluruh untuk mewujudkan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), termasuk di dalamnya mengatasi masalah stunting.

Hal itu diungkapkan Walikota Abu Bakar Bertepatan dengan Hari Gizi Nasional yang jatuh pada tanggal 25 Januari 2021. Namaun demikian dalam mengatasi masalah gizi, dia menegaskan bukan hanya domain Dinas Kesehatan saja, namun kerjasama lintas sektoral

“Penanganan masalah gizi dan stunting di Pemkot Kediri sudah tercantum dalam RADPG yang melibatkan lintas sektoral. Dari yang berkaitan langsung hingga yang tidak terkait langsung namun berperan penting,” kata Abdullah Abu Bakar, Walikota Kediri, Senin (25/01/2021).

RADPG 2020-2024 merupakan realisasi dari RPJMD sebagai wujud visi misi Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar periode 2020-2024. “Pemkot Kediri tidak hanya fokus pada stunting namun keseluruhan program kesehatan dengan melaksanakan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) yang mencakup program promotif dan preventif dan dilaksanakan oleh semua OPD,” kata Walikota Kediri.

Secara terpisah, Edi Darmasto, Kepala Barenlitbang Kota Kediri, mengatakan dana untuk Germas ini tidak terbatas dan melibatkan semua lapisan masyarakat dari individu, keluarga, masyarakat, akademisi, pengusaha dan lain-lain. Dananya pun tidak terbatas, bersumber dari APBN, APBD, CSR, dan peran masyarakat.

Dalam pelaksanaannya, Germas juga melibatkan masyarakat di tingkat kelurahan melalui Forum Kelurahan Sehat. Forum ini merupakan ujung tombak dari Germas sebab merupakan pelaksana program dari pusat ke lapangan. Mulai dari pola hidup sehat, makanan bergizi, hingga pencegahan stunting.

Selain itu, Pemkot Kediri juga melaksanakan upaya preventif salah satunya dengan UHC (Universal Health Coverage) yang dilakukan oleh Pemkot Kediri melalui BPJS untuk semua warga Kota Kediri.

Sementara itu, menurut Herry Krismono, Kabid Rendalev Barenlitbang Kota Kediri, semua warga bisa mendaftarkan diri di BPJS dan akan di-cover sepenuhnya oleh Pemkot. Bahkan orang kaya pun boleh mendaftarkan diri kalau mau dengan fasilitas kelas 3. Pemkot menyediakan dana antara Rp 35 M – Rp 40 M untuk program ini.

Sedangkan program-program lain yang tidak terkait langsung dalam upaya menanggulangi masalah gizi dan stunting yaitu penyebaran informasi mencegah pernikahan dini oleh Dinas Pendidikan. Tidak hanya melalui sekolah formal namun juga pondok pesantren yang ada di Kota Kediri.

“Sebab masalah gizi dan stunting juga diakibatkan dari pernikahan dini. Mulai dari kurangnya pengetahuan hingga kelahiran bayi yang tidak sehat dari hasil pernikahan dini,” tambah Kris.

Organisasi perempuan juga tidak ketinggalan. Misalnya PKK Kota Kediri memberikan edukasi kepada remaja dalam bentuk Sekolah Perempuan Selimut Hati dan pemantauan intensif dari para kader PKK di lapangan. “Titik pantaunya adalah Posyandu. Kader yang sudah terlatih melakukan screening tumbuh kembang,” kata Ferry Silviana Abu Bakar, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Kediri.

Selain itu, dari Dinas PUPR dan Perkim juga mendukung dalam upaya penanggulangan masalah gizi misalnya dengan pengadaan sarana dan prasarana air bersih, sanitasi, dan juga rumah sehat untuk warga Kota Kediri. (gos)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.