19 April 2025

Get In Touch

Solusi Pupuk Langka dan Mahal, Petani di Blitar Ciptakan POC Plus

Proses fermentasi setelah seluruh bahan dicampur dimasukkan dalam tong untuk menghasilkan POC Plus
Proses fermentasi setelah seluruh bahan dicampur dimasukkan dalam tong untuk menghasilkan POC Plus

BLITAR (Lenteratoday) - Langka dan mahalnya harga pupuk, mendorong petani di Kabupaten Blitar berusaha menciptakan Pupuk Organik Cair (POC) Plus.

Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Makmur di Dusun/Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar ini, berusaha mencari solusi dari kondisi langka dan mahalnya harga pupuk. "Setelah rembukan (berunding) dengan para petani, akhirnya diputuskan untuk coba membuat POC," ujar Ketua Kelompok Tani Makmur, Miftahul Sururi, Selasa (2/2/2021).

Sururi mengeluhkan jika saat ini pupuk bersubsidi langka dan mahal, dicontohkan jenis pupuk Phonska sekarang mencapai Rp 130.000 per sak dan Petroganik dulu Rp 20.000 jadi Rp 40.000 per sak sampai petani. "Sudah langka juga mahal, sehingga memberatkan petani," keluhnya.

Selanjutnya hanya dalam jangka waktu 3 hari setelah Senin(25/1/2021) disepakati, puluhan petani tersebut gotong royong membuat POC Plus dengan bahan-bahan yang ada disekitar lingkungan mereka. "Para petani bergerak cepat, untuk memenuhi kebutuhan baku secara berkelompok. Bahan yang digunakan diantaranya bongkol pisang, sabut kelapa, urine kelinci, air kelapa, cucian beras, susu sapi, daun kelor, limbah di sekitar seperti limbah buah," jelas Sururi yang baru 3 bulan menjadi Ketua Kelompok Tani Makmur ini.

Proses pembuatan POC Plus dilakuan Kamis(28/1/2021) diawali dengan merajang atau memotong kecil-kecil dan menghaluskan seluruh bahan, supaya mudah dicampur dan terfermentasi dengan sempurna. "Kita menggunakan granule Kendi Mas, untuk fermentasinya kemudian dibiarkan sampai terfermentasi dengan sempurna sekitar 2 minggu," ungkapnya.

Seluruh bahan tadi disimpan dalam tong plastik, setelah terfermentasi sempurna akan disaring dan airnya diambil secara manual (diceduk) kemudian hasilnya nanti akan berupa pupuk organik cair atau POC. Bukan hanya untuk pertumbuhan dan kesuburan saja, tapi mengandung bahan Fungisida ramah lingkungan, Pestisida nabati, asam amino, enzim, vitamin dan hormon pertumbuhan. "Karena mengandung bahan Fungisida dan Pestisida tadi, kita namakan POC Plus," beber Sururi.

Karena masih tahap awal, peralatan yang digunakan juga sederhana dan manual. Kalau sudah lancar dan bisa menghasilkan keuntungan, akan ditingkatkan menggunakan peralatan yang lebih bagus memakai tangki dan dilengkapi kran. "Sehingga proses fermentasi lebih sempurna, hasilnya tinggal dikeluarkan melalui kran dibagian bawah tangki," harapnya.

Adapun nilai ekonomis dari pembuatan POC Plus ini, selain murah juga menekan biaya produksi petani. Dengan bahan baku senilai sekitar Rp 350.000 untuk hasil akhir bahan yang difermentasi sekitar 170 kg, hasilnya diperkirakan mencapai 200 liter POC Plus. Padahal harga POC dipasaran per 1/2 liter sekitar Rp 50.000 - 80.000 atau Rp 100.000 - 160.000 per liter tergantung kandungannya. Sehingga dengan modal Rp 350.000 bisa menghasilkan POC Plus sebanyak 200 liter, seharga minimal Rp 20 juta. "Padahal kandungan POC Plus buatan kami ini cukup bagus dan lengkap, untuk memenuhi unsur makro dan mikro," tandas Sururi.

Rencananya hasil pembuatan POC Plus ini akan diuji langsung pada tanaman padi, di lahan milik para petani yang bersedia mencobanya. Kalau harus di uji laboratorium biayanya mahal, jadi langsung diaplikasikan ke tanaman padi milik petani. "Melihat komposisi bahan yang digunakan, lebih bagus dibanding POC yang dijual dipasaran," jlentrehnya.

Terakhir ditambahkan Sururi jika dari hasil uji coba POC Plus buatan mereka bagus, pihaknya berharap adanya perhatian dari instansi terkait untuk menyempurnakan dan menguji di laboratorium. "Karena dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, jadi kalau ada pihak yang bersedia membantu kami para petani sangat berterima kasih," pungkasnya.(ais)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.