20 April 2025

Get In Touch

Tahun 2020, Pemkab Kediri Jadikan 207 Desa Bebas dari Buang Air Sembarangan

Bupati dr Hj Haryanti Sutrisno didampingi Plt Kadinkes dr Bambang Triono Putro saat berbincang dengan salah satu warga yang mendapatn bantuan pembangunan jamban sehat.
Bupati dr Hj Haryanti Sutrisno didampingi Plt Kadinkes dr Bambang Triono Putro saat berbincang dengan salah satu warga yang mendapatn bantuan pembangunan jamban sehat.

KEDIRI (Lenteratoday) - Sepanjang tahun 2020, Pemkab Kediri berhasil membebaskan 207 desa dari 344 desa/kelurahan sebagai wilayah Open Defecation Free (ODF) atau bebas buang air sembarangan. Program tersebut menuju Kabupaten Kediri Sehat.

Terakhir 90 desa dari tiga kecamatan yang berhasil menjadi desa ODF. Pendeklarasian 90 desa tersebut dilakukan,  Selasa (02/02/2021) di Pendopo Kecamatan Papar. Acara berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat.

Dr. Bambang Triyono Putro, Plt. Kepala Dinas Kesehatan dalam laporannya menyebutkan, ketiga kecamatan tersebut adalah Kecamatan Papar, Gampengrejo dan Grogol. Sampai tahun 2020 lalu  Kabupaten Kediri telah berhasil meng-ODF-kan 207 desa dari 344 desa/kelurahan.

“Untuk persentase sudah mencapai 60,2 persen. Upaya yang kami lakukan tersebut sesuai tema “Bersama Mewujudkan Kabupaten Kediri, Bebas Buang Air Besar Sembarangan Menuju Kabupaten Kediri Sehat," jelas dr. Bambang.

Maksud dan tujuan deklarasi ODF ini salah satunya adalah memberikan motivasi dan dorongan kepada semua pihak untuk segera meningkatkan akses sanitasi yang layak di Kabupaten Kediri. Selanjutnya mewujudkan Kabupaten Kediri bebas buang air besar sembarangan.

“Kami selaku satuan kerja yang menangani bantuan sosial ini dan sesuai program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah pemberdayaan masyarakat. Maka dari itu bansos ini merupakan stimulan kepada masyarakat untuk mengubah perilakunya dari buang air sembarangan ke jamban sehat,” lanjutnya.

Pada kesempatan tersebut Bupati Haryanti juga meninjau rumah warga Papar yang mendapatkan bansos tersebut. Rumah yang dikunjungi beliau adalah rumah ibu Waginah, berusia 80 tahun.

Waginah mengaku selama ini biasa buang air besar (BAB) di sungai. Setelah jamban selesai dibangun, ia sekarang sudah menggunakan jamban sehat.

Bupati Kediri mengatakan, program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat antara lain tidak buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makan yang aman. Selain itu mengelola sampah rumah tangga dengan aman dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.

“Saya yakin keberhasilan ini tidak lepas dari peran kepala desa yang ikut serta dalam upaya mengajak masyarakat beralih ke jamban sehat. Dengan adanya jamban sehat seperti saat ini, paling tidak penyakit menular yang disebabkan diare bisa berkurang karena kita hidup sehat,” kata beliau.

Bupati juga mengigatkan, perlu diketahui bersama saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid 19 yang setiap hari terus bertambah jumlahnya. Maka dari itu menerapkan hidup bersih dan sehat sangatlah penting dan tak lupa jaga prokes. (gos/adv)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.