
BLITAR (Lenteratoday) - Setelah mendapat sorotan DPRD Kabupaten Blitar, Dinas Pendidikan (Dindik) setempat kini mengkaji untuk melakukan uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah.
Kepala Dindik Kabupaten Blitar, Budi Kusumarjaka menyampaikan bahwa setelah hampir setahun menerapkan sistem pembelajaran atau sekolah daring (online), selama pandemi Covid-19 pada awal 2020 lalu. "Maka perlu dievaluasi, salah satu dampaknya anak-anak (murid) jadi los atau terlalu bebas," ujar Budi.
Lebih lanjut Budi menjelaskan dengan belajar daring dari rumah, murid jadi sulit dikontrol dan lebih banyak waktu luang setelah mengerjakan tugas yang diberikan guru sekolah. "Maka semoga PPKM tidak dilanjutkan, sehingga bisa dilakukan uji coba belajar tatap muka di sekolah," jelasnya.
Mekanismenya seperti apa diungkapkan Budi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (protkes) ketat, yaitu membagi atau mengatur jumlah siswa yang masuk sekolah. "Yaitu 50% setiap kelas bergantian, diatur jam nya agar tidak terjadi kerumunan baik saat masuk maupun pulang sekolah," ungkapnya.
Selain itu ditandaskan Budi pihak Dindik juga berkoordinasi dengan Satgas Covid-19, untuk mengecek kesiapan sekolah melaksanakan belajar tatap muka. "Kalau yang sudah siap, boleh menggelar belajar tatap muka. Baik dari sisi sarana protkes, jumlah siswa, sarana dan prasarana sekolah dan tentunya ijin orang tua," tandasnya.
Apalagi melihat tren kasus Covid-19 di Kabupaten Blitar juga menurun, sehingga zona daerah bisa semakin baik nenjadi kuning atau hijau. "Jadi dalam uji coba belajar tatap muka nanti, baik guru maupun murid semakin mantap tidak ada kekhawatiran," pungkas Budi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Fraksi PKB DPRD Kabupaten Blitar menyoroti kebijakan sekolah daring Pemkab Blitar selama pandemi Covid-19. Melalui tanggapan fraksi, terhadap Laporan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati dan Wakil Bupati Blitar.
Juru bicara FPKB DPRD Kabupaten Blitar, Adib Zamhari menyampaikan jika pihaknya menilai kebijakan kegiatan belajar mengajar daring tidak efektif dalam mencegah penyebaran Covid-19.
"Tidak efektifnya kegiatan belajar mengajar secara daring ini, terlihat dengan justru banyak dijumpai pelajar yang menghabiskan waktunya di luar rumah seperti di cafe dan warung kopi selama pandemi Covid-19," kata Adib.
Bahkan tidak hanya siang hari, tapi juga pada malam hari. Karena tidak sekolah, mereka menghabiskan waktunya dengan bermain dan nongkrong di cafe atau warung kopi saat penyebaran Covid-19 masih mengkhawatirkan.
Selain itu ditambahkan Adib tidak efektifnya belajar secara daring juga dinilai Fraksi PKB merepotkan orang tua, sebab justru orang tua yang mengerjakan tugas sekolah yang diberikan guru imbuhnya. (ais)