
LAMONGAN (Lenteratoday) - Menghindari penyebaran virus corona, sebagian sekolah di Kabupaten Lamongan menerapkan model shift dan pembatasan kapasitas pada Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Hal itu diungkapkan Kepala Pendidikan Lamongan, Adi Suwito pada SURYA, Selasa (2/3/2021). Adi mengatakan, ada sekolah yang memang melakukan pembatasan jumlah siswa yang masuk kelas atau pembagian jam pembelajaran model shift.
"PTM terbatas sudah diterapkan di Lamongan dengan model shift, seperti di SMP Negeri 1. Tetapi semua siswa masuk bersamaan," kata Adi Suwito.
Penerapan PTM tergantung situasi dan kondisi lingkungan sekolah masing-masing dan yang mengetahui kondisi sebenarnya adalah pihak sekolah. Jumlah anak didik yang mengikuti PTM hanya 50 persen, dan sisanya belajar daring di rumah.
"Jadi salah satu metode PTM terbatas, adalah satu kelas hanya separo atau 50 persen siswa yang masuk. Sisanya tetap mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)," jelas Adi.
Detail dari PTM terbatas itu, juga dengan bergiliran dengan nomor urut absen. Misalnya siswa dengan nomor absen 1 sampai 18 di hari pertama, lalu nomor absen 19 sampai 33 masuk di hari berikutnya. Pola itu yang diterapkan SMPN 1 dari kelas 1 hingga 3.
Dinas Pendidikan juga memberlakukan data periksa siswa sebelum masuk sekolah. Data periksa ini, menurut Adi, menjadi pedoman sebelum memulai PTM, termasuk juga diterapkan untuk guru atau pendidik.
Selain kesiapan siswa, PTM terbatas di Lamongan juga menilik kesiapan sekolah terhadap semua piranti prokes. Guru-guru yang memiliki komorbid atau sedang sakit, diminta tidak mengikuti PTM terbatas dan memberlakukan PJJ.
"Kalau terkait kesiapan PTM pada Juni nanti, semuanya kami serahkan kepada tim Satgas Covid-19 untuk memutuskan. Dan kami tinggal mengikuti keputusan satgas," ungkapnya.
Adi mengimbau lembaga sekolah yang sudah mulai melaksanakan PTM terbatas agar menjalankan dan mematuhi prokes karena kesehatan dan keselamatan warga sekolah tetap yang utama. (ist)