Cegah Karhutla, Kepala BPBD Palangka Raya Mengimbau Cari Alternatif Lain Untuk Membuka Lahan

PALANGKA RAYA (Lenteratoday) - Tidak lama lagi musim kemarau akan datang. Untuk itu, pemerintah sudah mulai mengantisipasi agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di tahun 2021. Pada musim kemarau biasanya hutan dan lahan dibersihkan sebagai persiapan untuk ditanami dengan sawit, karet, buah-buahan, sayur-sayuran dan sebagainya.
Sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Emi Abriyani, menyampaikan pesannya kepada para pengusaha dan petani agar tidak membersihkan lahan dengan cara membakar. Saat kemarau hutan dan lahan dengan sendirinya akan mengering dan cara yang cepat dan hemat untuk membersihkan lahan tersebut adalah dengan membakarnya. Selain itu, sisa pembakaran diyakini bisa membuat tanah lebih subur.
"Pola pikir seperti ini harus dirubah, memang membakar hutan dan lahan adalah cara cepat dan murah untuk membersihkan lahan, namun dampak yang ditimbulkannya adalah bencana," papar Emi, Kamis (10/3/2021).
Emi mengatakan pemerintah sangat mendukung pemanfaatan lahan untuk ditanami berbagai komoditas dan kebutuhan pangan, namun hendaknya membuka lahan bukan dengan cara membakarnya. Memang perlu usaha ekstra jika membuka lahan dengan cara yang ramah lingkungan. Waktu dan tenaga yang dibutuhkan, serta biaya yang dikeluarkan lebih besar menjadi kendala jika membuka lahan secara aman dan tidak merusak lingkungan.
"Memang diperlukan waktu yang lebih lama, tenaga yang lebih serta biaya jika membersihkan lahan yang aman bagi lingkungan, namun mau tidak mau itu yang harus dilakukan, untuk berusaha tentu harus ada perjuangan dan pengorbanan," ungkap Emi.
Emi juga menambahkan pencegahan Karhutla tidak hanya menjadi tanggung jawab BPBD, Damkar, TNI dan Polri, tapi merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat. Masyarakat harus segera melaporkan jika melihat ada tanda-tanda kebakaran.
Hingga kini belum ada perkembangan kasus Karhutla di Palangka Raya. Hanya ada satu kejadian kebakaran lahan beberapa hari lalu di Jalan Yos Sudarso ujung, persimpangan dengan jalan Mahir Mahar, Kelurahan Menteng, Kecamatan Jekan Raya. Penyebab kebakaran diduga dipicu adanya warga yang membakar sampah, namun karena segera ditangani tidak sampai meluas. Jalan Yos Sudarso Ujung sudah ditetapkan sebagai titik 'Hot Spot' Karhutla dan sampai saat ini baru ada satu titik.
"Nanti kami akan mengadakan rapat dengan pihak-pihak terkait untuk menentukan titik-titik hot spot lainnya, sehingga patroli dan pengawasan lebih fokus. Silahkan berusaha, kami dukung pertanian dan perkebunan, namun cari alternatif lain untuk membuka lahan, tidak dengan cara membakar," pungkasnya.(nov)