20 April 2025

Get In Touch

Dispertan Nganjuk Minta Pemerintah Pusat Antisipasi Bakal Anjloknya Harga Gabah Petani

Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidhayat kunjungi gudang Bulog di Nganjuk beberapa waktu lalu.
Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidhayat kunjungi gudang Bulog di Nganjuk beberapa waktu lalu.

NGANJUK (Lenteratoday) - Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Nganjuk meminta agar pemerintah pusat khusus pada hasil panen raya padi di Kabupaten Nganjuk. Ini karena adanya kecenderungan harga gabah yang anjlok saat panen raya.

Dalam upaya mengantisipasi terjadinya penuruhan harga gabah petani, Dispertan melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Bulog. Kepala Dispertan Kabupaten NganjukJudi Ernanto mengatakan, adanya kecenderungan harga gabah yang anjlok saat panen raya tersebut telah disampaikan kepada Kementan yang sedang melakukan monitoring dan evaluasi (monev) di Kabupaten Nganjuk.

Pihaknya berharap Pemerintah Pusat memberi perhatian khusus kepada hasil panen raya padi di Kabupaten Nganjuk sebagai salah satu lumbung pangan Nasional.

"Kami telah sampaikan kendala yang dihadapi petani tentang mereka yang harus membeli pupuk nonsubsidi dengan harga mahal, dan saat ini harga gabah cenderung anjlok jauh di bawah HPP," kata Judi Ernanto, Jumat (12/3/2021).

Disamping itu, dikatakan Judi Ertanto, Dispertan Kabupaten Nganjuk juga telah mengkoordinasikan kecenderungan anjloknya harga gabah petani dengan Bulog, terutama untuk mengetahui kemungkinan adanya penyerapan gabah di musim panen pada bulan Maret ini. Dan Petani di Kabupaten Nganjuk bisa sedikit beranafas lega karena Bulog Sub Divre V Kediri yang juga membawahi wilayah Nganjuk, siap melakukan penyerapan gabah petani pada panen raya tahun ini.

Bulog, menurut Judi Ertanto, akan melakukan pembelian gabah dan beras dari petani sesuai HPP. Dan itu berdasar Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah Untuk Gabah Atau Beras. Dimana untuk Gabah kering panen di tingkat petani seharga Rp 4.200 per kilogram. Kemudian gabah kering giling di penggilingan sebesar Rp 5.250 per kilogram. Dan untuk harga beras di gudang Bulog sebesar Rp 8.300 per kilogram.

"Tentunya dengan harga gabah di tingkat petani yang saat ini hanya Rp 3.500 per kilogram hingga Rp 3.700 per kilogram, maka para petani di Kabupaten Nganjuk bisa mendapat harga yang lebih tinggi jika hasil panen mereka dibeli Bulog," ucap Judi Ertanto.

Sementara Kepala Bulog Sub Divre V Kediri, M Kamim Siregar mengatakan, tahun ini pihaknya berencana menyerap 50 ton gabah dan 70 ton beras. "Kami akan mengoptimalkan penyerapan gabah dan beras petani saat panen raya," kata Kamim.

Target penyerapan gabah petani dari Bulog Sub Divre V Kediri, menurut Kamim, tahun ini mencapai 10.794,03 ton. Sedangkan penyerapan beras mencapai 1.937,8 ton. Dan di awal masa panen kali ini, bulog sudah menyerap sekitar 112 ton gabah dan 220 ton beras.

"Penyerapan gabah dan beras oleh Bulog dilakukan lewat mitra, penggilingan dan gabungan kelompok tani (gapoktan)," ucap Kamim.

Terkait harga gabah di tingkat petani yang anjlok hingga dibawah HPP, menurut Kamim, itu ditengarai karena kualitas padi hasil panen petani yang tidak maksimal. Sementara gabah dan beras yang dibeli Bulog harus bisa memenuhi sejumlah persyaratan yang telah ditetapkan.

Untuk Gabah Kering Panen (GKP), tambah Kamim, persyaratanya yakni kadar air maksimal 2 persen dan bulir hampa maksimal 10 persen. Untuk Gabah Kering Giling (GKG), kadar air maksimal 14 persen dan bulir hampa maksimal 3 persen. Khusus untuk beras medium, kadar air maksimal 14 persen dan derajat sosoh minimal 95 persen.(ist)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.