
MALANG (Lenteratoday) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mempunyai gagasan untuk mengembalikan ikon desa wisata Pemandian Wendit di Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto saat menghadiri pelaksanaan kegiatan Resik Resik Kali Wendit, pada Minggu (21/3).
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, selain faktor Pemandian Wendit yang ikonik, Pemkab juga harus memikirkan sesuatu yang sebenarnya harus ditata dan diperbaiki. Namun menurutnya, pengembangan Desa Wisata Pemandian Wendit, tidak bisa langsug diselesaikan dalam jangka pendek.
"Harus melibatkan banyak pihak, termasuk OPD terkait dengan harus mencoba membuat sebuah inovasi bersama-sama untuk mengembalikan Wendit, seperti aslinya," jelas Didik sapaan lekatnya.
Selain itu, lanjut Didik, pelestarian desa wisata Wendit juga tidak harus mengurangi kebutuhan air yang saat ini dipergunakan oleh masyarakat.
Rencananya, tak hanya fokus di dalam areal pemandian saja, pihaknya juga akan berusaha untuk memanfaatkan lingkungan yang ada di luar. Karena menurut sepengetahuannya, pemandian ini memiliki mata air yah cukup besar.
"Maka di sekitar saja seharusnya mulai ditanam pohon-pohon yang mampu menyerap air sehingga kita bisa menjaga untuk 10-25 tahun ke depan. Kewajiban harus disiapkan secara bersama-sama. Pemerintah desa ikut mengedukasi warga msyrakatnya terkait lingkungannya," pinta Wabup
Lebih lanjut, Wabup mengatakan, komitmen kerjasama antar kepala desa atau pemdes di Kecamatan Pakis harus diprioritaskan.
"Aliran sungai ini yang harus dicari. Misalnya, Mangliawan dengan desa X, desa X ini juga harus diajak berbicara melakukan MOU bersama menjaga pola hidup masyarakat agar tidakmembuang sampah di sungai. Kemudian jangka pendek, melihat historisnya ada sungai yang terpisah dengan penampungan luberan air Wendit," jelasnya.
Harapannya, lanjut Wabup, berharap bisa dikembalikan ke aslinya. Sisa air Wendit yang tidak termanfaatkan dan bisa ditampung dan dipergunakan untuk kepentingan lingkungan. Artinya, dimanfaatkan oleh masyarakat, sebagai pariwisata yang dikelola warga masyarakat lewat Bumdesnya, ini akan kelihatan. Tetapi, Didik mengatakan, perlu waktu apalagi sedimentasi juga tinggi. (Sur)