16 April 2025

Get In Touch

Batik Ecoprint Produk Ramah Lingkungan Yang Diminati Konsumen Kawasan Asia dan Eropa

Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita saat membuka Pelatihan Keterampilan Batik Ecoprint Bagi Anggota Koperasi di Kabupaten Ponorogo 2021 di Gedung Dekopinda, Selasa (23/3/2021).
Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita saat membuka Pelatihan Keterampilan Batik Ecoprint Bagi Anggota Koperasi di Kabupaten Ponorogo 2021 di Gedung Dekopinda, Selasa (23/3/2021).

PONOROGO (Lenteratoday) - Ketrampilan membatik adalah bagian dari kekayaan budaya yang kita miliki. Meski demikian, metode membatik tidak statis melainkan terus berkembang. Salah satunya adalah metode ecoprint atau menggunakan dedaunan.

Mencanting dengan berbagai dedaunan menjadi salah satu metode yang diterapkan puluhan anggota koperasi dari seluruh Ponorogo. Harapannya, pelatihan ini bisa membuat para peserta pelatihan memiliki keterampilan membuat batik ecoprint sekaligus memasarkannya secara online.

Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita Lisdyarita yang menyaksikan hasil karya peserta pelatihan batik ecoprint di Gedung Dekopinda Ponorogo, Selasa (23/3/2021), mengaku terkesan. Hal ini disampaikan pada Pelatihan Keterampilan Batik Ecoprint Bagi Anggota Koperasi di Kabupaten Ponorogo 2021 di Gedung Dekopinda, Selasa (23/3/2021).

“Jujur, saya ingin di Ponorogo ini memiliki berbagai macam batik. Yang mahal ada, yang terjangkau juga ada. Sehingga ketika batik menjadi bagian dari pariwisata, maka ada pilihan (motif dan harga sebagai cinderamata),” kata Wabup yang akrab disapa Bunda Lisdyarita yang mengaku sangat senang dengan adanya pelatihan membatik ecoprint kali ini.

Batik ecoprint yang berbahan dedaunan merupakan solusi bagi UMKM sebab bahan bakunya mudah didapat dan harganya murah namun bisa menghasilkan kain batik yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Apalagi saat ini batik ecoprint yang merupakan produk ramah lingkungan sangat diminati para warga di negara-negara maju di kawasan Asia dan Eropa.

“Maka, ayo jadikan ecoprint ini sebagai usaha kecil yang membuahkan hal yang besar. Dulu, di Ponorogo batik itu luar biasa, tapi saat ini menyusut. Dengan pelatihan ini, dengan adanya saya dan Pak Bupati (Sugiri Sancoko) batik bisa booming lagi di Ponorogo,” ungkap Bunda Lisdyarita.

Diyakinkannya, pelatihan tidak akan berhenti pada pemberian keterampilan. Tetapi juga ada pendampingan untuk pemasaran. Terutama pemasaran secara online melalui marketplace yang sudah ada maupun marketplace milik Pemkab Ponorogo Jathil Mart. (ist)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.