21 April 2025

Get In Touch

Antisipasi Harga Gabah Naik, Dispertan Nganjuk Gelar rapat dengan Kementan dan Perum Bulog

Antisipasi Harga Gabah Naik, Dispertan Nganjuk Gelar rapat dengan Kementan dan Perum Bulog

NGANJUK (Lenteratoday) - Antisipasi anjloknya harga gabah petani saat panen raya, Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Nganjuk turun tangan. Untuk berkoordinasi, Disperta menggelar rapat koordinasi bersama Kementerian Pertanian (Kementan), Perum Bulog, dan Persatuan Penggilangan Padi (Perpadi) Kabupaten Nganjuk.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, Judi Ernanto mengatakan, rakor kali ini sebagai tindak lanjut dari arahan Kementan atas paparan Dispertan pada saat melakukan monitoring dan evaluasi (monev) di Kabupaten Nganjuk beberapa waktu lalu.

Pemerintah pusat diharapkan memberi perhatian khusus kepada hasil panen raya padi di Kabupaten Nganjuk sekarang ini.

"Kabupaten Nganjuk sebagai salah satu lumbung pangan nasional harus mendapat perhatian Pemerintah. Jika panen raya harga gabah jatuh maka petani di Kabupaten Nganjuk akan menderita kerugian," kata Judi Ernanto, kemarin.

Dijelaskan Judi, untuk target panen gabah di Kabupaten Nganjuk sendiri pada bulan Maret dan April ini mencapai luasan 25 ribu hektar. Dengan perkiraan hasil panen mencapai 150 ribu ton gabah kering tersebut diperlukan upaya agar harga tidak jatuh dan gabah petani bisa terserap Bulog.

"Petani di Kabupaten Nganjuk seringkali terkendala harga pupuk nonsubsidi yang cukup mahal saat proses tanam, dan ketika panen raya harga gabah anjlok jauh dibawah HPP.

Ini persoalan klasik yang selalu terjadi di Kabupaten Nganjuk dan harus bisa dicari jalan keluar terbaik," ucap Judi Ernanto. Oleh karena itu, pihaknya selalu mengkoordinasikan terkait kecenderungan anjloknya harga gabah petani dengan Bulog. Terutama untuk mengetahui kemungkinan adanya penyerapan gabah di musim panen pada bulan Maret ini.

"Termasuk kesiapan Bulog Sub Divre V Kediri yang juga membawahi wilayah Nganjuk dalam melakukan penyerapan gabah petani pada panen raya tahun ini dengan harga beli sesuai HPP," tandas Judi Ernanto.

Sementara Kepala Bulog Sub Divre V Kediri, M Kamim Siregar mengatakan, terkait harga gabah di tingkat petani yang anjlok hingga dibawah HPP, diduga disebabkan oleh kualitas padi hasil panen petani yang kurang maksimal. Sedangkan gabah dan beras yang dibeli oleh Bulog harus bisa memenuhi berapa kriteria dan ketentuan yang telah ditetapkan.

Untuk Gabah Kering Panen (GKP), ungkap Kamim Siregar, persyaratannya yakni kadar air maksimal 2 persen, dan bulir hampa maksimal 10 persen.
Untuk Gabah Kering Giling (GKG) kadar air maksimal 14 persen dan bulir hampa maksimal 3 persen.

"Khusus untuk beras medium disyaratkan kadar air maksimal 14 persen, dan derajat sosoh minimal 95 persen.

Persyaratan lain, bulir patah maksimal 20 persen serta menir maksimal 2 persen," tutur Kamim.

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.