
MALANG (Lenteratoday) - Tujuh kabupaten di Jatim akan menjadi sentra pengembangan komoditas buah alpukat pameling. Tujuh kabupaten tersebut meliputi Malang, Pacitan, Madiun, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, dan Probolinggo.
Bahkan pemerintah pusat mengharapkan pengembangan alpukat asal malang ini bisa encapai 2.000 hektar. Sementara, Pemprov Jatim baru mendapatkan 32 hektar lahan yang siap untuk digunakan untuk pengembangan Alpukat yang memiliki ukuran cukup besar ini.
"Saya dua minggu lalu, ditelpon oleh tim Kementerian Pertanian, bahwa kita diminta mengembangkan 2000 hektar," Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat meninjau kabun alpukat pameling di Lawang, Malang, Selasa (30/3/2021).
Untuk mengembangkan alpukat pameling ini, Kementan juga sudah menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kredit tersebut juga digunakan untuk pengembangan dan budidaya ubi Porang. "Disiapkan cukup besar KURnya, 70 triliun, untuk alpukat pameling dan porang," jelasnya.
Gubernur Khofifah menandaskan untuk pengemban alpukat jenis yang satu itu, Pemprov Jatim telah diminta untuk menyiapkan CPCL (calon petani dan calon lokasi). "Rabu lalu sudah melakukan pertemuan dengan lima Kabupaten, diidentifikasi CPCL itu, baru ketemu kira kira 32 hektar," terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga melakukan penijauan ke sentra pembibitan Alpukat Pameling di Lawang, Malang. Dia mengatakan bahwa untuk pembibitan baru bisa 5.000 bibit pertahunnya..
"Kalau 1 hektar itu 150, berarti kita membutuhkan lebih masif lagi proses pembibitan," imbuhnya.
Khofifah menandaskan bahwa dalam hal ini Kementan bersama dengan Himpunan Bank Negara (Himbara) serius memberikan penguatan kepada para petani, terutama yang tergabung dalam gapoktan, untuk bertanam alpukat pameling. Sementara itu, untuk pengembangan di Jatim menjadi kewenangan dari Dinas Pertanian.
Alpukat Pameling, kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, adalah varieras unggul. Bentuknya lebih besar dari ukuran alpukat pada umumnya. Alpukat pemeling ini memiliki daging yang tebal dengan warga ke kuningan. (ufi)