
Flores Timur (Lenteratoday)-Korban meninggal dunia banjir Bandang yang melanda Flores Timur, NTT pada Minggu (5/4) dini hari dikabarkan bertambah menjadi 62 orang. Warga pun masih terancam karena cuca ektrem masih terjadi.
Bahkan, proses pengiriman bantuan untuk mencari dan mengevakuasi korban masih sulit dilakukan lantaran akses ke lokasi bencana terganggu hujan deras dan gelombang tinggi, menurut BNPB. Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat.
Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli mengatakan angka tersebut merupakan data terbaru per pukul 08.00 WIT, Senin (5/4/2021). Kata dia, korban meninggal ini berasal dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Ile Boleng dan Adonara Timur."Total desa Nelelalamadike kecamatan Ile Boleng 56 orang, Adonara Timur 6 orang," kata Agustinus.
Selain korban meninggal, pihaknya juga masih menerima sejumlah laporan terkait warga yang menghilang dan belum ditemukan. Saat ini, kata dia, pencarian masih dilakukan terhadap empat orang warga yang dilaporkan menghilang dalam insiden banjir bandang tersebut.
Empat orang ini kata dia, satu orang merupakan warga Waewerang, dan tiga orang lainnya berasal dari Kecamatan Wotanumulado.
Hingga saat ini banjir juga masih menggenang di beberapa wilayah Flores Timur, apalagi intensitas hujan di wilayah ini juga masih tergolong tinggi."Masih terus hujan dan angin," kata dia.
Tak hanya itu, Agustinus menyebut beberapa akses ke desa-desa yang terdampak banjir juga rusak. Salah satunya yakni beberapa jembatan yang menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain putus akibat tergerus banjir. Meski begitu saat ini kata dia, alat berat untuk mengevakuasi reruntuhan telah bisa masuk ke beberapa wilayah terdampak."Jalan jembatan putus, tapi alat berat sudah bisa masuk," kata dia.
Selain Flores Timur, sejumlah wilayah lain di Nusa Tenggara Timur juga terkena bencana akibat cuaca ekstrem sejak Minggu kemarin. Di Kabupaten Lembata misalnya, total dilaporkan 18 warga dari 14 desa terdampak meninggal dunia.Sementara yang dilaporkan hilang di Lembata mencapai 64 orang dari 14 desa tersebut. Selain Kabupaten Lembata dan Florest Timur, Kota Kupang juga dilanda bencana.
Jokowi: Waspada Curah Hujan Ekstrem
Presiden Jokowi menyoroti bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di NTT dan NTB akibat cuaca ekstrem. Jokowi pun meminta seluruh masyarakat, bukan hanya warga NTT dan NTB, untuk meningkatkan kewaspadaan karena curah hujan yang meningkat.
"Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat mengikuti arahan petugas di lapangan dan meningkatkan kewaspadaan dari bencana banjir dan longsor karena meningkatnya curah hujan yang ekstrem," kata Jokowi dalam keterangannya, Senin (5/4).
Jokowi juga meminta masyarakat terus memperhatikan peringatan dini dari BMKG dan aparat setempat."Perhatikan selalu peringatan dini dari BMKG dan aparat di daerah," tuturnya.
Lebih lanjut, Jokowi telah menginstruksikan jajarannya mulai dari BNPB, Basarnas, Kemensos, Kemenkes, KemenPUPR, Panglima TNI, dan Kapolri untuk mempercepat proses evakuasi hingga penanganan dampak bencana banjir di NTT dan NTB.
"Saya minta agar penanganan bencana dapat dilaksanakan dengan cepat dan baik seperti bantuan pelayanan kesehatan, ketersediaan logistik, dan kebutuhan dasar bagi para pengungsi, serta juga perbaikan infrastruktur," tuturnya.
Ia pun menyampaikan duka cita atas korban meninggal dalam bencana banjir bandang dan tanah longsor di dua provinsi tersebut.
"Atas nama pribadi dan seluruh rakyat Indonesia, saya sampaikan cuka cita yang mendalam atas korban meninggal dunia dalam musibah tersebut dan saya memahami juga kesedihan yang dialami saudara-saudara kita akibat dampak yang ditimbulkan dari bencana ini," pungkasnya.(ist)