20 April 2025

Get In Touch

Jatim Diserbu Daging Kerbau dari India, Dewan Minta Dibentuk Satgas

Jatim Diserbu Daging Kerbau dari India, Dewan Minta Dibentuk Satgas

Surabaya – Provinsi Jawa Timur yang disebut-sebut surplusdaging ternyata masih kebobolan dengan masuknya daging kebau eksimpor dariIndia. Padahal dengan tegas Pemprov Jatim tidak pernah memberikan peluangmasuknya daging kerbau ke Jatim.

Kondisi ini dinilai Komisi B DPRD Jatim sebagai kelemahan proteksiterhadap gempuran masuknya daging ke Jatim. Hal itu seperti yang diungkapkan DanielRohi anggota Komisi B DPRD Jawa Timur usai hearing dengan Disnak Jatim danPaguyupan Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS), Rabu (16/01/2020).

Dalam hearing, Daniel meminta pada Dinas Peternakan ProvinsiJatim untuk mengawasi kenapa daging kerbau yang sebenarnya di impor dari India untukkawasan Jabodetabek namun bisa masuk ke daerah Jatim. “Ini karena lemahnya proteksiterhadap regulasi daging kerbau ilegal yang masuk ke Jawa Timur. Nyatannyaseperti itu, regulasinya lemah,” kata Politisi PDI Perjuangan ini.

Dia menambahkan, secara ketentuan, Dinas Peternakan Jatimmemang tidak mengijinkan masuknya daging kerbau ke Jatim, namun pada kenyataannyadaging dari India ini telah banyak beredar di Jatim. “Maka Dinas Peternakanharus mengubah strategi dalam mengawal kebutuhan daging masyarakat Jatim,”katanya.

Dalam hearing yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi B DPRDJatim Amar Saifudin ini , Daniel juga mendorong terbentuknya satgas untukmengawal distribusi sapi. Satgas ini terdiri dari dewan, kepolisian, dinaspeternakan, dan perwakilan pedagang sapi. Adanya satgas tidak lepas dari masihbanyaknya pelanggaran atas aturan yang diterapkan pemprov Jatim.

Pelanggaran tersebut diantaranya adanya laporan tentangpemotongan sapi betina produktif, kemudian adanya penjualan sapi bakalan  dari Jatim ke provinsi lainnya, hingga masih adanyapraktek sapi gelonggong.

Sementara itu, Ketua Paguyupan Pedagang Sapi dan DagingSegar (PPSDS) Jatim Mutowif mengaku jika peredaran daging kerbau eksimpor inisudah terjadi di hampir semua  daerah diJatim. Harga yang ditawarkan juga cukup murah dibandingkan dengan harga dagingsapi segar. “Kami mendapatkan harga Rp 65.000 per kilo gram dan ini (dagingkerbau) ada dimana mana,” katanya di DPRD Jatim. Dalam kesempatan itu, Mutowifbersama rombongan menyerahkan bukti daging kerbau eksimpor.

Menurutnya, kebedaraan daging kerbau eksimpor ini jelasmengancam penjualan daging sapi segar. Terlebih lagi saat ini pasokan sapi jugaterus berkurang. Lumajang yang dulu menjadi andalan untuk mendapatkan sapipotong, kini sudah tidak ada lagi. “Sekarang tinggal mengandalkan dariProbolingo, kalau dari Probolinggo sudah habis, terus mau mengambil dari manalagi,” katanya.

Dengan semakin langkanya sapi siap potong, maka bisamenyebabkan kenaikan harga daging sapi segar, sementara disisi lain terjadigempuran daging kerbau eksimpor dari daerah lain yang masuk ke Jatim denganharga lebih mudah. Mutowif menandaskan, jika hal ini tidak segera diatasi makananti saat menjelang hari raya idul fitri pasti akan terjadi gejolak.

Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa Jatim masihmengimpor daging sapi dari luar lebih dari satu ton. “Jika tidak terjadikekurangan daging di Jatim, mengapa harus impor dari luar. Sementara dariPemprov mengatakan kalau Jatim itu mengalami surplus daging.  ini kan jelas aneh, kenapa bisa terjadi,” katanya.

Pada keaempatan itu, Kabid Keswan Disnak Jatim, Julianimenyampaikan pihaknya tidak pernah memberikan ijin terkait masuknya dagingkerbau ke Jawa Timur. Namun demikian, pihaknya mengakui jika masih ada beberapakelemahan dalam pengawasan keluar masuknya ke  dan dari Jatim. (ufi)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.